My Friends

Welcome to my blog. have a nice day and happy reading

Selasa, 07 Juni 2011

My First Novel, Meraih Mimpi @ Best Experience part 2

BAB 2
PENGALAMAN BERHARGA TAK AKAN TERLUPA

hari ini adalah hari pertama ekstrakurikuler dimulai. Alvin, Alvin, Ray, Kiki, dan Cakka bersiap untuk mengikuti ekstrakurikuler Musik. mereka sudah membawa alat musik yang mereka bisa kecuali Alvin dan Ray. Alvin memakai Piano ( Keyboard) sekolah sedangkan Ray hanya membawa stick Drum.waktu yang ditunggu pun tiba, ternyata ada banyak sekali siswa yang ikut musik. di ekstrakurikuler musik ini semuanya wajib ikut ekstrakurikuler seni suara juga. para pembimbingnya yaitu, pak Duta, Kak Abner, dan Bu Ira membimbing seni musik, sedangkan yang membimbing seni suara adalah Bu Winda dan Bu Uci. hari itu waktu ekstrakurikuler hanya digunakan untuk perkenalan. semua siswa maju untuk memperkenalkan diri. setelah selesai, mereka semua diberi pengarahan oleh para pembimbing. setelah selesai diberi pengarahan, semua siswa diperbolehkan pulang, namun apabila ada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler lain diwajibkan mencari pembimbing ekstrakurikuler tersebut. Alvin dan keempat sahabatnya itu keluar ruang laboratorium musik, mereka lalu mengambil tas yang mereka taruh di depan pintu laboratorium tadi. setelah itu, kiki berpisah dengan teman-temannya. ia lalu pulang sendiri dijemput oleh Papanya, karena ia tidak mengikuti ekstrakurikuler lain, ia hanya mengikuti ekstrakurikule musik. setelah ini ia akan pulang untuk makan siang dan les Privat Gitar dirumahnya. sedangkan Alvin, Alvin, Ray, dan Cakka yang masih di sekolah langsung menuju ruang audiovisual untuk mencari pembimbing ekstrakurikuler Dance. saat itu diruang audiovisual hanya ada Pak Jo dan Kak Goldi. ternyata merekalah pembimbing dance. CDRA lalu menemui Pak Jo dan Kak Goldi. mereka lalu bertanya seputar dance yang ingin mereka ikuti. Pak Jo dan Kak Goldi pun menjelaskan syarat dan waktu ekstrakurikuler dance dilaksanakan. CDRA mendengarkan penjelasan tersebut dengan serius. setelah itu mereka lalu mencari pembimbing pramuka. mereka mencari Bu Romi dan Pak Dave untuk meminta penjelasan tentang ekstrakurikuler pramuka. mereka mendapat banyak penjelasan tentang pramuka oleh Pak Dave, setelah itu mereka mendapat pengarahan tentang peralatan yang digunakan dalam pramuka oleh Bu Romi. setelah itu mereka makan siang dikantin dan pulang berjalan kaki bersama. saat diperjalanan Cakka, dan Alvin yang membawa gitar bermain sepanjang jalan, sedangkan Deva dan Ray bernyanyi dengan iringan gitar Deva dan Cakka. mula-mula Alvin menyanyi lagu ‘ Jangan Purus Asa’ ciptaan Rian D’Masiv….

                        ku hirup udara dan rasakan hangatnya mentari
                        oh indahnya hari ini menjalani hidup yang pasti
                        janganlah menangis lepaskan semua beban di hatimu
ayo ikutlah denganku kita
bernyanyina…na…na…na…na…na
Alvin bernyanyi sambil berjoget … ia tak pernah merasa kalau suaranya itu sangat berdu sekali. lalu Ray melanjutkan nyanyian Alvin…
            hidup ini hidup yang penuh bahagia
            tetap semangat dan jangan putus asa
            hidup ini hidup yang sangat berarti
            terus berjuang tuk menggapai impian…
Ray melanjutkan lagu yang dinyanyikan Alvin sambil memukul semua yang ada di sekitar jalan menuju rumahnya. sampai-sampai tas yang digendong Cakka ikut terpukul stick drum punya Ray juga. mereka berjalan sambil bernyanyi dan memainkan alat musik sesuai kemampuan mereka. tak sedikit orang yang melihat mereka ikut bernyanyi dan memberi upah dikira mengamen. namun, dengan sopan mereka menolak pemberian para masyarakat yang berpartisipasi. banyak masyarakat yang memuji kepandaian mereka dalam bermain alat musik maupun bernyanyi. CDRA pun sangat senang karena dapat membuat orang lain yang melihat permainan musik mereka menjadi bahagia. mereka adalah anak yang sangat berbakat. selama ini mereka tidak ada yang mengikuti les privat maupun yang lain. mereka hanya belajar secara otodidak di rumah. kadang-kadang Kiki yang mengikuti les privat itu membantu yang lain belajar gitar. anak yang lain belajar dengan kemampuannya sendiri. mereka telah belajar itu sejak kecil. walaupun Alvin adalah orang kaya, namun ia enggan mengikuti privat seperti Kiki. menurutnya, privat cuma membuang-buang uang, bila kita memang berbakat, maka kita lebih baik berlatih secara otodidak. dan uang yang seharusnya untuk biaya privat dapat disumbangkan ke fakir miskin maupun panti asuhan. Alvin memang seorang anak dari keluarga ningrat yang pandai mengatur dan menggunakan uang. ia dapat emilah kebutuhan yang sangat penting dengan kebutuhan yang sekunder ataupun tersier. jadi ia dapat menabung untuk keperluan mendadak tanpa mengandalkn orang tua. Alvin memang telah diajarkan mengolah uang dan dibiasakan menabung sejak kecil oleh keluarganya. Alvin pun telah berhasil mengajak teman-temannya khususnya sahabat-sahabatnya agar rajin menabung. jadi sekarang tabungan ADERAY, Kiki, Cakka lebih dari satu juta karena mereka sudah menabung kira-kira satu tahun lebih.

tak lama kemudian mereka berpisah di dekat rumah Cakka. Cakka pulang duluan karena rumahnya sudah kelihatan dari jalan yang mereka lewati. tak lama kemudian Ray dan Deva pun menuju rumah masing-masing dan berpisah dengan Alvin. dan Alvin pun sampai rumahnya yang mewah seperti white house.
“ siang semuanya… Koko pulang…” teriak Alvin sambil berjalan menuju ruang tamu yang sangat besar  dan mewah. “ siang juga adekku sayang… dah pulang nich? makan siang dulu yuk, semua dah nunggu tuh.” jawab Kak Tania. “ nanti ah kak… aku masih kenyang… kakak makan duluan aja ya,” kata Alvin. “ kalau gitu kamu ganti baju sana, kakak mau makan siang, kakak duluan ya Vin,” kata Kak Tania. “ ok kak.” jawab Alvin. ia lalu menuju kamarnya dilantai 3 untuk berganti pakaian.ia bernyanyi lagu Berteman Saja’sambil naik tangga.
                        sering kali ku melihat
                           kau curi-curi pandang ke arah diriku
                           menggodaku… bikin ku malu…
                           titip salam lewat semua teman-temanku
                                               
kau bilang kau suka padaku
                                                aku hargai itu
                                   
kita masih sangat muda belum waktunya
                                    sekolah saja dulu raih cita-cita
                                    urusan pacaran tak usah sekarang
                                    kita berteman saja”
Alvin menyanyi dengan suara yang cukup keras sehingga semua penghuni rumah mendengar suara merdu Alvin. “ wah kamu pinter nyanyi toh Madovin?” tanya Kak Tasya yang tiba-tiba ada di belakang Alvin. “ enggak juga tuh…” jawab Alvin dengan santainya. “ ah kakak nggak percaya, nyatanya kamu tadi nyanyi suara kamu bagus banget, kakak aja nggak bisa ngalahin kamu, padahal suara kakak kan bagus banget kayak Agnes Monica…” kata Kak Tasya dengan centilnya. “ terserah kakak dech… yang penting bagus daripada di bilang suaranya kayak benang layangan putus, mending dibilang bagus donk… emang kakak dari mana? kok tiba-tiba ada di belakangku.”  kata Alvin. “ ya dari mana-mana lah Vin, terserah kakak…” “ ah kakak payah, ditanya bener-bener eh, jawabnya ngawur, bikin males…” “ makanya kalau tanya jangan sewot” “ enak aja Alvin yang gantengnya kayak CR dibilang sewot…” “ eh emang kamu sewot” “ kakak kali yang sewot” “ malah bilang kakak sewot lagi… kakak cubit pipi kamu baru tahu rasa…” “ iya dech aku minta maaf… emang kakak dari mana? jangan cubit pipiku ya kakakku yang cantik…” “ iya dech kakak maafin… kakak dari ruang makan denger suara kamu terus kakak buru-buru kesini dech nyusul kamu…” “ oh gitu toh kakakku yang bawellllll……” “ eh bilang kakak apa????” “ bawelllll” kata Alvin sambil menjulurkan lidahnya mirip katak mau cari nyamuk. “ eh awas kamu madovin ,,, aku cubit pipi kamu biar merah sekalian kayak tOmat” “ nggak mau….. ampun…. KiDdiNg….” kata Alvin dengan tangan menunjukkan tanda peace ( jari tengah dan telunjuk tegak sedangkan yang lain tidak). “ nggak ada kata maaf kalau bilang kakakmu yang imut ini bawel…..” “ ampun kak….KidDinG” kata Alvin…
 “ nggak ada KiDdong-KidD0nGan….” kata Kak Tasya sambil mencubit pipi Alvin yang ganteng itu. “ apaan kak KiDd0Ng? kIDdin6 kali…….” kata Alvin sambil melepaskan tangan kakaknya itu dari pipinya. “ wh@t 3v3r lah… yang penting itu…” “ udah dong kak cubit pipinya,, sakit tau, dah kayak apel nich” kata Alvin sambil memegang pipinya yang memerah akibat dicubit Kak Tasya… “iya dech kakak lepas tangan kakak… sana ganti baju… terus makan siang di bawah …” kata Kak Tasya lagi. “ males ah… aku masih kenyang…” “ emang kamu tadi dah makan apa? ayo makan, nanti perut kamu sakit loh…” kata Kak Tasya … “ iya, iya, nanti Alvin makan, tapi jam 19.00 ya kak…” kata Alvin manja. ia memang manja kalau sama Kak Tasya karena dia dan Kak Tasya memang hubungannya dekat banget. wajarlah. karena Kak Tasya kan kakak Alvin yang paling besar. jadi semua adiknya manja padanya. namun Kak Tasya orangnya cuek jadi tidak kerepotan mengatasi kemanjaan adik-adiknya. “ ya udah dech terserah kamu… kakak ke bawah dulu ya, mau nonton sinetron kesukaan kakak…” kata Kak Tasya seraya meninggalkan Alvin yang asyik dikamarnya. “ ya sana keluar dari kamar Alvin… Alvin mau tidur siang, besok mulai ekstrakurikuler, jadi Alvin harus sehat sampai akhir ekstrakurikuler.” “ iya sana tidur, tapi jangan lupa bangun loh.” “ tenang Bu,” jawab Alvin. ia lalu tidur siang sampai sekitar jam 16.00 sore. ia lalu bangun dan mandi, setelah mandi ia lalu menuju ruang makan karena merasa lapar. “ Oma… kok nggak ada nasinya? berasnya abis ya? Alvin laper banget nich…” teriak Alvin yang mengetahui kalau tidak ada makanan sama sekali di meja makan. “ bentar Vin, Oma lagi masak nih, Oma masakin mie ayam aja dulu ya, untuk ganjel perut…” jawab Oma dengan logat jawanya. “ ya ga papa dech daripada nggak makan, mie nya yang banyak ya Oma…” kata Anak laki-laki yang makanan favoritenya Mie ayam ini. “ iya Vin, sabar dikit ya nak…” jawab Oma lagi. “ ya Oma. Alvin tunggu di ruang makan ya Oma…” “ ya” jawab Oma singkat. tak lama kemudian Oma datang membawa semangkuk mie ayam. “ makasih ya Oma, Alvin makan dulu” kata Alvin . “ ya sana makan ,, nanti kalau dah selesai piringnya taruh dapur ya nak. Oma mau masak buat makan malam nanti.”
“ beres Oma” jawab Alvin . ia lalu makan mie ayam favouritenya. ia makan dengan lahapnya. ia asyik makan sambil nonton TV.
“ euhm enak banget dech … masakan Oma emang paling top…” kata Alvin sambil ngunyah mie ayam. ia makan dengan waktu yang sangat singkat, seperti lomba makan kerupuk. “ hey… madovin lagi apa?” kata Kak Tasya tiba-tiba. “ biasa dech kak, makan makanan yang paling enaaaak di dunia dan akherat” “ apaan? pizza?” “ salah… ayo tebak apaan…” “sate rusa?” “salah…. wxwxwxwxwxwxwx…” kata Alvin sambil melet-melet. “ hay Kak Tasya n Alvin koko drink…” sapa Kak Tania. “ eh kakak tadi bilang apaan?” tanya Alvin pada Kak Tania. “ nggak perlu diulang ah… kakak gi nggak mood nge-replay nich…” “ kakak mah nggak mood terus kalau nggak ada kak Gabriel.” “ eh betul tuh Vin… coba ada si Iyel ,, suruh baca kitab sutasOma 1000 X juga dia mau…” sambung Kak Tasya. “ ah kalian ini … nggak kakak nggak adik sama-sama tukang ngejek.” sahut Kak Tania cemberut. “ alah ngaku aja kakak dah pacaran ama kak Iyel kan? kalau nggak ngaku nanti aku bilangin Oma… hoya… hoya…” canda Alvin. “ bener Vin, untuk pertama kalinya kakak setuju ma kamu.” kata Kak Tasya. “ alah pertama kali dari mana? dari batu? atau dari kak Goldi?” ejek Alvin pada Kak Tasya yang mukanya tiba-tiba memerah persis buah tOmat. “ Madovin Koko Drink…… awas kamu yah…” kata Kak Tasya marah. “ kan yang Alvin bilang bener semua. Kak Tania dah jadian kan ama kak iyel? Kak Tasya juga dah jadian kan ama kak Goldi?” kata Alvin. “ aku nggak mau pacaran ama Iyel, aku dah sahabatan dari dulu, n aku nggak mau sahabatan ku putus ma Iyel.” jelas Kak Tania. “ eh aku juga cuma temenan kok ama si Goldi itu, aku nggak mau pacaran dulu sebelum selese kuliah.” kata Kak Tasya. “ wah kalau gitu bagus donk…” sahut Alvin. “ iya aku juga setuju tuh…” sahut Kak Tania. “ hayo bagus apa?” tanya Oma yang baru saja datang. “ bagus itu tuh Oma, Kak Tasya mau…” belum selesai bicara, mulut Alvin sudah dibungkam oleh Kak Tasya. “ enggak kok Oma, bagus kalau aku mau jadi model.” “ oh, gitu, ya sudah siap-siap makan malem sana.” “ iya Oma” jawab Kak Tania. “ model apaan kak? kalau model ikan aku mau pesen lima mangkok plus bonus satu mangkok.” canda Alvin. “ bukan Vin, tapi Kak Tasya itu pengen jadi model ondel-ondel, iya kan kak?” sambung Kak Tania sambil cekikikan melihat kakaknya mulai memanas. “ wah Vin dah siaga satu nich, siap-siap kabur nich… dah mau gosong tuh.” tambah Kak Tania lagi sambil menunjuk muka Kak Tasya yang hampir seperti tOmat merahnya. “ iya nih, dah kayak tOmat mateng, kita kulkas aja yuk buat makan besok.” canda Alvin lagi. “ nggak usah Vin, buat manggang sate rusa aja sekarang, cepet ambil dagingnya dikulkas…” canda Kak Tania. Kak Tasya hanya diam mendengar candaan kedua adiknya itu. “ bener juga tuh kak, buat makan malem aja.” tambah Alvin lagi. “ kalian ini, kakaknya marah malah tambah di ejek” omel Kak Tasya. “ habis kakak mukanya lucu kalau marah, dah kayak apel mau busuk” canda Alvin… “ hihihiihihiiiiii bener juga tuh Vin, apel busuk n mau dimakan ama Kak Goldi. kak goldi kan suka ama apel yang dah mau busuk…” canda Kak Tania lagi. “ kalian ini….. awas kalian ya…. aku cubit pipinya biar kayak baim cilik yang tembem…” omel Kak Tasya lagi. “ biarin, aku suka kok jadi mirip baim yang imut itu…” kata Alvin sambil tertawa kecil. “ iya kamu tambah imut, tapi masa’ kakak jadi laki-laki sich? ogah amat?” kata Kak Tania sambil berjalan menuju ruang makan. “ ya udah deh, mending kita makan malem aja…” tambah Kak Tania lagi… “ iya deh,” sambung Kak Tasya. “ iya dech tapi aku dah kenyang nich.” kata Alvin. “ yah gimana sich kamu? tadi makan banyak banget. sekarang nggak bisa makan malem…” kata Kak Tasya lagi. “ iya dech aku makan lagi, tapi dikit aja nanti kekenyangan nggak bisa tidur.” tambah Alvin. mereka semua lalu makan malam bersama Oma dan Papa Anthonius Sindhunata. setelah selesai makan malam. Alvin menuju ke kamarnya untuk main drum yang ada dikamarnya. Alvin adalah moltitalented boy, ia bisa main drum, gitar, Piano ( Keyboard), bass juga vokal. ia juga pintar. namun ia disekolah memainkan Piano ( Keyboard).

Alvin sudah sampai kamarnya. ia lalu mengambil stick drum. ia lalu memainkan drum dengan lagu kesukaannya yaitu “ kamu dan aku bisa” ciptaan Kevin Aprilio. ia lalu mulai memukul drum berwarna hitam itu dan mulai menyanyi.
Mari raih impian bersama kawan semua
pastikan ada harapan ayo raih bersama
pastikan kita kan bisa meraih semua itu bersama selalu
            hey ayo kita nyanyikanlah
            nada yang indah di lagumu
            ceria bernyanyi janganlah kau bersedih
            kamu dan aku bisa
hey semua… hey semua… kamu dan aku bisa
mari raih impian bersama kawan semua
pastikan kita kan bisa meraih semua itu
bersama selalu
            hey ayo kita nyanyikanlah
nada yang indah di lagumu
ceria bernyanyi janganlah kau bersedih
kamu dan aku bisa
            hey semua… hey semua… kamu dan aku bisa
ia menyanyi sambil bermain drum. tempo drum maupun suaranya sangat pas. ia memang sering bernyanyi sambil main brum dengan lagu tersebut. ia pun sudah menggunanakan doubble peddal dalam drumnya. ia sudah sangat mahir bermain drum. ia dulu ingin menjadi drummer cilik, jadi tidak heran kalau dia sudah mahir dalam bermain drum sekarang. karena itu ia meminta papanya untuk membelikan ia drum.

“biarkanlah ku rasakan
hangatnya sentuhan kasihmu
bawadaku penuhiku
berilah diriku kasih putih dihatiku
tiba-tiba black berry hitam milik Alvin bergetar tanda ada sms masuk. ia lalu mengambil HPnya itu. ia lalu melihat di desktop BBnya itu.
ini nich isi smsnya: @from Opah Dedev cayank:
gi apa nich Ko? q nggak bza tdr nih…
Alvin lalu membalas sms dari adiknya itu…
@from Koko Domo momo ganteng:
biasa dech… eh emang sekarang jam berapa? aku males nih liad jam..
@from Opah Dedev cayank:
ah Koko mah payah…. ini nih udah jam dua belas malem tau…
@from Koko Domo momo ganteng:
hah…. beneran? wah insomniaku dah kambuh nich… waduh bisa berabe nich…


sms Alvin tidak dibalas lagi oleh Deva karena Deva ternyata sudah masuk ke negeri mimpi. Alvin kini tinggal sendiri. ia tak tahu kalau sekarang sudah larut malam. ia tadi keasyikan bermain drum hingga lupa waktu. ia lalu melakukan berbagai cara agar bisa tidur malam. setelah capek, ia lalu tertidur pulas hingga pagi.
@ paginya
“ Vin bangun…. dah siang noh…” teriak Kak Tania dari luar kamar Alvin.
“bentar kak…” sahut Alvin. “ cepetan dah jam 07.00 tau… telat nanti kamu, Oma, papa, n Kak Tasya dah nunggu di ruang makan tuh” kata Kak Tania lagi. “ iya iya… sabar dikit donk kak…” jawab Alvin lesu. “ ya udah kakak tunggu di ruang makan yah…” kata Kak Tania lagi. Alvin lalu buru-buru mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah. setelah selesai, ia buru-buru ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya. setelah sampai di ruang makan, ternyata Kak Tasya dan Kak Tania sudah sarapan duluan karena takut terlambat datang ke sekolah karena mereka berdua piket. Alvin lalu sarapan secara kilat tanpa berdoa karena ia juga piket hari ini. ia lalu pamit pada Oma dan Papa, lalu berangkat sekolah lari karena saat itu sudah jam 07.30. pasti sekolah sudah masuk nich. kata Alvin dalam hati. tak lama kemudian ia sudah sampai depan gerbang sekolahnya, SMP KALAM KUDUS MALANG. ternyata dugaan  Alvin benar. pak satpam hampir saja menutup pintu gerbang saat Alvin masuk ke halaman sekolahnya. namun ia masih diizinkan masuk oleh pak satpam. ia lalu lari menuju kelasnya, kelas VIII.1.
Setelah sampai di depan pintu kelasnya, ia lalu mengetuk pintu kelasnya. Beruntung bu Winda belum masuk kelas. Ia lalu menuju tempat duduknya disebelah Cakka. Ternyata Deva dan Ray sudah berangkat.
“ eh kalian kok nggak nunggu aku dulu sich?” marah Alvin pada Deva dan Ray. Belum sempat menjawab pertanyaan Alvin, Deva dan Ray terkejut dengan kedatangan Bu Winda, guru seni suara yang terkenal agak cerewet itu. Namun semua siswa takut padanya karena dikira jahat, padahal ia adalah orang yang penyayang. Ia lalu menyuruh Alvin maju ke depan kelas. Alvin sudah mulai gelisah takut di hukum. Ternyata perkiraan Alvin salah besar, justru Alvin disuruh bernyanyi karena Bu Winda tahu kalau suara Alvin sangatlah indah, bak nyanyian malaikat. Makanya itu, setiap orang yang mendengarkan Alvin bernyanyi, pasti orang itu akan terkagum-kagum. Alvin lalu menyanyi lagu nuansa bening.
“Oh, tiada yang hebat dan mempesona
Ketika kau lewat dihadapanku
Biasa saja
            Waktu pekenalan lewatkah sudah
            Ada yang menarik pancaran diri
            Terus mengganggu
Mendengar cerita sehari-hari yang wajar tapi tetap mengasyikkan

Kini terasa sungguh
Semakin engkau jauh
Semakin terasa dekat
Akan ku kembangkan
Kasih yang engkau tanam
Di dalam hatiku”
Alvin bernyanyi sepenuh hati. Semua isi kelas terkagum-kagum mendengar ia menyanyi. Ia lalu bersiap untuk melanjutkan lagunya, namun saat itu juga ia disuruh kembali karena dinilai sudah sangat perfect. Semua siswa kelas VIII.1 tidak tahu kalau hari ini mereka ulangan harian praktek untuk pelajaran seni suara. Semua siswa tersebut terkejut bukan main.
Ada yang langsung permisi ke kamar mandi untuk mengumpet karena ia tidak bisa bernyanyi. Ada juga yang langsung pingsan takut isuruh bernyanyi kedepan. Saat itu Bu Winda tahu kalau semua alasan itu untuk menghindari ulangan dadakan yang Ia berikan. Setelah  itu ia menyuruh Ray dan Deva duet untuk mengambil nilai.
Mereka ingin bernyanyi dengan iringan gitar, lalu Alvin meminjam gitar Cakka untuk mengiringinya bernyanyi bersama Ray. Saat mereka akan menyanyi, tiba-tiba pak satpam memanggil Bu Winda untuk ke kantor sebentar karena ada rapat dadakan. Akhirnya penampilan Deva dan Ray ditunda sampai minggu depan. Deva dan Ray juga anak anak lain girangnya bukan main. Akhirnya mereka hanya diberi tugas menghafalkan satu buah lagu dan menampilkannya minggu depan pas hari Rabu juga. Siswa-siswii kelas VIII.1 pun menyanggupi dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh bu Winda. Ada yang menghafal lagu sambil bermain, ada yang hanya diam saja karena tidak tahu tugas yang akan dia lakukan, dan ada juga yang menghafal dengan serius. Namun CDRA dan Kiki malah asyik ngobrol di kelas. Mereka tidak takut akan tugas yang diberikan oleh Bu Winda, tanpa belajar pun mereka sudah sangat mahir. Bahkan kalau harus dengan menggunakan alat musik, itu hal kecil bagi mereka. Itu semua sudah keahlian mereka. Mereka semua sibuk dengan kegiatan masing-masing, hinggga akhirnya jam pelajaran pun berganti. Kini pelajaran Matematika pun menanti. Namun, karena para guru sedang rapat, maka jam pelajaran pun menjadi jam kosong. Satu jam pelajaran hanya diisi dengan obrolan maupun kegiatan yang tidak penting lainnya. Tak terasa waktu istirahat pertama pun datang. Para siswa keluar dari kelas masing-masing. Ada diantara mereka yang langsung menuu kantin, namun ada juga yang menuju taman sekolah. CDRA dan Kiki kini sudah berada di depan pintu kelas, mereka ingin pergi ke kantin. Mereka lalu pergi ke kantin  bersama. Saat sampai dikantin mereka memesan makanan ringan untuk mereka santap saat istirahat ini. Tak lama kemudian pesanan datang. Saat akan memakan makanan yang telah ia pesan, tiba-tiba dari arah belakang ada yang berteriak memanggil nama Alvin. “ wah… Alvinnnnnnnnnnnnnnnn……” teriak seorang gadis yang juga siswi SMP KALAM KUDUS ini, namun ia masuk kelas VIII.3. ternyata nama anak itu adalah Saufika Umari, dan biasa dipanggil Ify. Ify memang dari pandangan pertama kira-kira sudah setahun lebih menyukai dan mengidam-idamkan seorang Alvin.
Setiap bertemu Alvin, pasti ia langsung berteriak. Namun dengan cueknya, Alvin tidak menghiraukan keberadaan Ify. Ia tetap fokus dengan kegiatan yang dia lakukan.
Seperti saat itu, ia tetap melanjutkan makan siangnya. Setelah selesai makan, Alvin dan teman-temannya kembali ke kelas. Saat akan kembali ke kelas, mereka bertemu dengan pak Duta, mereka lalu bertanya kapan mereka mulai les musiknya.
“ pak, kapan kami bisa memulai lesnya?” kata Alvin. “ minggu depan, Vin…” jawab pak Duta. “oh gitu, ya udah pak, makasih, kami permisi dulu ya pak.” Kata Alvin. “ ya sana, bentar lagi juga mau masuk.” Kata Pak Duta lagi. “ mari pak.” Kata Ray. Mereka lalu pergi menuju kelas VIII.1. Setelah sampai di kelas VIII.1, mereka lalu melanjutkan obrolan mereka dikantin tadi. “ eh kita berlima kan ikut musik semua, gimana kalau kita buat Group Band? Nanti kita bisa tampil pas perpisahan atau acara lain, pasti pak Duta setuju.” Kata Alvin. “ ok juga tuh, gimana yang lain?” sambung Kiki. “ iya aku setuju. Kita kan dah cukup mahir main alat musiknya. Nanti kita minta bantuan bu Winda.” Kata Cakka. “ ok, kami juga setuju.” Jawab Deva dan Ray. Akhirnya mereka semua sepakat untuk membuat Group Band. Mereka juga bermusyawarah menentukan nama Band mereka. “ ada yang mau usul untuk nama band kita ini nggak?” kata Kiki memimpin musyawarah mereka berlima. “ gimana kalau CDKRA” kata Ray. “ apaan tuh?” tanya Alvin pada Ray. “ yaelah gitu aja nggak tahu, Cakka Alvin Kiki Ray Alvin…” jawab Ray. “ yah masak Koko taruh belakang, nggak seru lah, Koko yang ganteng ini taruh belakang.” Kata Alvin. “Ya gimana lagi?” kata Ray lagi. “gimana kalau SIB?” kata Alvin. “ kayaknya bagus tuh, tapi SIB apaan?” tanya Kiki. “ Spectacular Idol Band.” Jawab Alvin. “Wah kayaknya bagus juga tuh.” Kata Cakka yang sedari tadi mikirin nama untuk Band mereka. “ iya aku setuju , jadi adil kalau nggak ada nama kita, jadi kita nggak ada yang iri.” Kata Ray. Deva juga setuju. “ sekarang pembagian tugas, jadi kalau udah selese pembagian ini kita langsung bilang ke pak Duta buat disetujui – kayak pak Presiden aje ye? – tapi bilangnya pas pulang sekolah.” Kata Alvin. “ iya sekarang kita bagi yah,” kata Kiki. “ aku pegang Gitar aja” kata Cakka. “ aku Drum” kata Ray. “ aku Vokal ama Gitar ya.” Kata Deva. “ aku Piano ( Keyboard) ama Vokal” kata Alvin. “ aku bass aja ama Vokal yah.” Kata Kiki. “ gimana kalau kita Vokal semua plus alat musik yang kita pegang?” kata Ray. “ setuju…” jawab yang lain serempak. “ Ok. Sekarang kita dah nentuin semua, nanti pulang sekolah tinggal minta persetujuan pak Presiden musik kita.” Kata Kiki.
“ hah, disini ada pak SBY? Kapan kesininya? Ah aku ambil buku ya buat minta tanda tangan pak Presiden.” Kata Ray. “ dasar Gocap dua ratus ribu,” ejek Deva diiringi sahabat-sahabat mereka. “ eh ngatain aku dua ratus ribu lagi nih kakek-kakek…” ejek Ray pada Deva. Mereka lalu saling ejek. “ udah ah, kalian ini kerjannya olok-olokan terus,” lerai Alvin. “ opah duluan tuh” kata Ray nggak mau disalahin.
“ gini nih maksud Kiki tadi, Presiden musik tuh pak Duta. Kamu mau minta tanda tangan Pak Duta? Sono ke kantor, sekalian bilang kalau kita mau buat Group Band yah.” Kata Alvin lagi. “ ogah ah ama Pak Duta. Ngapain juga minta tanda tangan dia, nggak ada gunanya kali…” Ray sewot . “ lah kok marah, kan kamu tadi yang mau minta tanda tangan pak Duta.” Kata Cakka dengan logat jawa medhok – kebayang kan kayak gimana? – sambil cengengesan. “ ku kira tadi pak SBY beneran, nggak tahunya pak DC.” Kata Ray lagi. “ apaan tuh DC?” tanya Alvin. “ itu tuh pak Duta Ceking… - peace buat fans SO7 – bener kan?” kata Ray lagi. “ eh guru kita tuh, kalau dia denger bisa dicincang kita.” Kata Alvin. Tak lama kemudian “ Teng… teng… teng…” tanda bel masuk berbunyi. Mereka lalu kembali ke tempat duduk masing – masing. Siswa lain pun masuk kelas. Mereka lalu mengeluarkan buku pelajaran Kimia. Guru kimia di SMP KALAM KUDUS adalah Bu Oky. Bu Oky orang yang sabar dan penyayang, jadi hampir semua siswa menyukainya maupun pelajarannya. Tak terkecuali Alvin. Alvin memang suka pelajaran Kimia. Kimia adalah pelajaran favouritenya, walaupun ia agak telmi – peace buat Alvz, aku juga Alvz koq, tenang, nggak aku jelek-jelekin koq, itu kan fakta yang ditulis di fakta IC di http://darsta.blogspot.com/2010/06/fakta-anak2-ic-part-3.html , buka aja sendiri. – dia kalau dijelasin sekali terkadang nggak nyambung. Namun ia tetap menyukai pelajaran tersebut.

Bu Oky masuk ke kelas VIII.1. Kiki memimpin teman-temannya memberi salam kepada Bu Oky. “ Siap… Hormat…” teriak Kiki tegas. “ selamat siang Bu…” semuanya memberi salam dengan semangat. “selamat siang anak-anak.” Jawab Bu Oky. Mereka lalu duduk kembali. Bu Oky menerangkan tentang pelajaran kimia pada awal semester ini. Semua siswa memperhatikan dengan seksama. “ anak-anak… ini kan awal semester,
kita harus tambah semangat dalam belajar dan terus berusaha dan berdoa… setuju?” jelas Bu Oky bersemangat. “ setuju Bu…” jawab anak – anak serempak. “ Bu, ayo kita mulai pelajarannya aja, udah pada nggak sabar nih,” teriak Alvin.
“ hayo siapa yang nggak sabar? Kamu ya Vin?” tanya Zevana. “ siapa bilang aku nggak sabar? Aku sabar menanti kok.” Kata Rio. “ aku yang nggak sabar mau tanya. Biasa dech aku kan anak yang paling rajin tanya pada pelajaran Kimia…” jawab Alvin semangat. “ ya sudah, kita mulai aja yah pelajaran Kimianya, tuh master kimia dah nggak sabar. Tangannya sudah gatel pengin tanya.” Kata Bu Oky kemudian. “ ya Bu.” Jawab anak-anak serempak. “ sekarang kita mau belajar bab pertama yaitu Atom, Ion, dan Molekul. Kita mulai aja ya…” jelas Bu Oky. “ ya Bu…” jawab Alvin semangat. “ kita mulai dari atom ya. Atom adalah partikel- partikel yang sangat kecil sekali yang tidak bisa dubagi lagi. Atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos yang artinya a berarti tidak dan tomos berarti  terbagi. Jadi atom itu partikel yang tidak dapat di bagi lagi.” Jelas Bu Oky. “ ada pertanyaan?” kata bu Oky lagi. “ Alvin ada pertanyaan sampai sini?” tambah bu Oky. “ nggak bu, masih jelas.” Jawab Alvin. Bu Oky lalu melanjutkan hingga tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat. Kini waktu semua siswa untuk kembali ke rumah masing – masing untuk istirahat dan belajar lagi secara otodidak. Alvin CS lalu pergi ke kantor menemui pak Duta. Saat mereka hendak masuk ke kantor, tiba-tiba pak Duta akan keluar kantor, segera saja mereka meminta batuan Pak Duta untuk meluangkan waktunya untuk mendengarkan penjelasan Alvin CS. “ maaf pak kami mengganggu waktu bapak” kata Alvin mengawali pembicaraan. “ begini pak, kami kesini untuk meminta bantuan bapak, kami berlima kan mengikuti ekstrakurikuler musik, kami ingin membuat group band sendiri. Kami sudah menentukan nama dan pembagian tugas untuk group band ini, kami meminta bantuan bapak untuk membimbing kami belajar Alat musik sekalian aransemen untuk lagunya, nanti kami juga akan meminta bantuan Bu Winda untuk tambah mengasah olah vokal kami. Apakah bapak bersedia?” jelas Kiki. “ ya nanti saya akan berusaha membimbing kalian, namun saat ekstrakurikuler dan kalau ada waktu luang saja ya, kalian jangan lupa minta bantuan bu Winda juga.” Kata Pak Duta. “ ya pak, kami sanggup. Terima kasih banyak ya Pak,” “ ya sama-sama. By the Way apa nama band kalian? Dan gimana susunanya?” tanya pak Duta lagi.
“ namanya Spectacular Idol Band pak, pembagiannya, Ray memegang Drum, Cakka memegang gitar, Alvin memegang Piano ( Keyboard), Kiki memegang bass, Deva memegang Gitar, dan untuk vokal kami semua ikut.” Jelas Cakka. “ oh ya bapak setuju dengan kalian. Besok kan ada pelajaran bapak lagi, coba kalian besok tampil di kelas yah,” kata pak Duta.
“ baik pak, kami akan berusaha menampilkan yang terbaik besok. Ya sudah pak, kami mohon pamit, terima kasih atas ketersediaan bapak, kami mohon maaf telah mengganggu waktu istirahat bapak.” Kata Alvin. “ ya” jawab pak Duta. Alvin CS pun pulang berjalan kaki bersama sambil latihan buat tampil didepan kelas besok. Mereka mulai berbagi tugas. “ eh Vin, besok kamu yang mengawali lagunya yah, lagu nya ada yang mau usul?” kata Kiki. “ gimana kalau lagu  tak sampai aja. Bagus banget loh lagunya. Kalian udah hafal semua kan?” kata Ray. “ iya bagus tuh.” Kata Cakka. “ iya, aku juga setuju, gimana? Setuju semua?” kata Alvin. “ setuju…” jawab yang lain serempak. “ ok sekarang pembagiannya yah, besok kita pinjem Alat musik sekolah aja.” Kata Kiki lagi. “ iya, aku yang pertama ya.” Kata Alvin. Ia pun mulai bernyanyi diiringi gitar Cakka dan Deva.
“Indah… terasa indah…
Bila kita terbuai dalam alunan cinta” Alvin bernyanyi dengan sangat bagus. Lalu Ray melanjutkannya.
“Sedapat mungkin terciptakan rasa
Keinginan saling memiliki…” Ray menyanyi tak kalah bagusnya dengan Alvin. Lalu dilanjutkan oleh teman- teman yang lainnya hingga akhir lagu. “ nah dah selese tuh… aransemennya lumayan kok. Kita besok bisa tampil memukau kalau kita nyanyinya kayak barusan. Kita tetep sportif ya”  kata Cakka. “ iya setuju” kata Alvin. Teman yang lain mengangguk tanda setuju. Mereka terus berjalan hingga akhirnya satu per satu dari mereka sampai di rumahnya. Kini tinggal Alvin sendiri yang belum sampai dirumahnya. Ia terus berjalan sambil membayangkan saat ia sudah jadi artis terkenal hingga tak terasa ia sudah sampai di depan pintu gerbang istananya yang sangat megah. Ia lalu masuk ke rumahnya itu, dan melanjutkan kegiatan seperti biasa.


@@@@@@@@@@@@@@@@
@malamnya
“Wah dah malem nih, makan malem terus tidur ah.” Kata Alvin.
“ Oma, Pa, Kak, makan malem yuk…” teriak Alvin. Ia tidak mengetahui kalau Oma, Papa, dan kakak-kakaknya sudah ada di Ruang Makan. Mereka lalu makan malam bersama. Setelah selesai, Alvin lalu segera menuju ke kamarnya dan latihan bermain Piano ( Keyboard) untuk tampil besok.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar