My Friends

Welcome to my blog. have a nice day and happy reading

Sabtu, 26 Januari 2013

Saranghae (For You In My Dream)


Saranghae
(For You In My Dream)

Sometimes, unintentional gives happiness. although it is very rare in the world, but believe that God creates happiness in a unique way with even unintentional.

Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai perbedaan, meski pada dasarnya, apa yang telah Tuhan gunakan untuk menciptakannya dan meniupkan nafas kehidupan kepadanya adalah sama. Tuhan menciptakan karakter manusia yang beraneka ragam. Tak seorangpun manusia memiliki karakter yang sama persis secara menyeluruh, meski ia bagai pinang dibelah dua. Toh pinang yang dibelah dua dengan alat yang secanggih apapun tak akan pernah sama rata, berat, besar dan ukurannya. Begitulah karakter manusia, tak satupun dari mereka sama, meski mereka adalah saudara kembar.
Tuhan menciptakan alur cerita pada hidup manusia yang berbeda antara satu manusia dengan yang lain. Ada yang diawali dengan  sebuah tangisan, cacian, derai air mata, bahkan kepergian makhluk lain. Disamping itu, ada saat Tuhan memberikan kepada mereka kebahagiaan setelah ketegaran yang telah dilakukannya. Namun, ada juga kehidupan yang diawali dengan kebahagiaan, senyuman, namun berujung kekecewaan dan derai air mata. Itulah keistimewaan Tuhan. Atau kehidupan yang diawali dengan kebahagiaan, dan pada akhirnya kebahagiaan itu datang kepadanya, namun diantara kebahagiaan itu ada kesedihan mendalam yang tak sanggup diungkapkan. Diakhir dari semua itu adalah kebahagiaan yang abadi, kebahagiaan yang akan Tuhan berikan, setelah manusia menyelesaikan apa yang Tuhan minta. Dan disetiap derai air mata kesedihan, diujungnya akan menemui kesejukan yang akan mengembalikan mata menjadi segar kembali.
Tuhan menciptakan kisah kasih hidup manusia dengan sangat teliti. Sama seperti Tuhan memberikan karakter kepada setiap insan, tak ada kisah hidup manusia yang sama. Tuhan memberikan kisah hidup manusia yang selaras dengan karakternya. Dan Tuhan menciptakan kisah hidup manusia dengan kesengajaan dan ketidaksengajaan. Ketidaksengajaan bagi manusia namun sengaja bagi Tuhan. Ketidaksengajaan yang mendatangkan kebahagiaan. Bagaikan pengusaha salah memberikan uang kepada pengemis, yang berujung dengan kebahagiaan salah satu pihak atau keduanya. Banyak yang menganggap ketidaksengajaan mustahil mendatangkan kebahagiaan. Namun mereka tak sadar bahwa hujan yang tidak sengaja hadir dimusim kemarau akan mendatangkan kebahagiaan tak hanya bagi petani, namun bagi diri mereka dan lainnya. Maka, kebahagiaan itu unik, tak hanya datang dari kesengajaan, namun karena ketidaksengajaan.
Tuhan memberikan kepercayaan yang besar kepada setiap manusia untuk menyelesaikan tugas yang akan mendatangkan kebahagiaan bagi manusia itu sendiri. Meski kadang kala Tuhan telah memberi isyarat bahwa Ia akan selalu berada di sisi setiap ciptaannya dan akan dengan segera membantu mereka, namun, Einstein yang jenius pun pernah mengalami kegundahan dalam dirinya akan Keagungan Tuhan, bagaimana dengan manusia yang lain? Manusia yang memiliki kelemahan dan kelebihan yang setara pasti pernah meragukan Tuhan, padahal Tuhan selalu berada di pihak benar dalam hidup setiap manusia. Sesungguhnya tugas yang Tuhan berikan kepada umatnya hanyalah percaya kepadaNya, bersyukur dan tabah dalam hidupnya. Percaya bahwa Tuhan selalu ada bersama kita. Bersyukur dengan apa yang telah dimiliki. Dan tabah bila suatu saat Tuhan menguji iman mereka. Karena sesungguhnya ujian dari Tuhan adalah wujud rasa sayang Tuhan kepada umatnya.


“Мать, я мечтал красивой1” Seru Kevin Jonathan. Kevin lahir ditengah keluarga berada yang jauh dari taraf kemiskinan. Ia tumbuh remaja ditengah keluarga yang penuh dengan kasih sayang. Meski tak menjadi rahasia lagi bahwa Kevin adalah anak asuh yang diasuh orang tuanya sejak ia kecil, namun tak menyurutkan cinta kasih ditengah keluarga itu. Walau hidup dengan kemewahan  dan kasih sayang, Kevin tumbuh menjadi remaja yang mandiri dan memiliki kemampuan khusus yang tak dimiliki remaja lain. Ia sering dibayangi mimpi tentang seseorang yang menurutnya bidadari yang selalu membawa keberuntungan. Setiap saat ia mengalami mimpi yang berkelanjutan, bak dunia kedua setelah his real world. Orang tuanya yang merupakan duta besar dan konsultan Inggris yang ditugaskan di Russia, tak selalu menganggap apa yang ada dalam fikiran anaknya itu hanya khayalan. Mereka selalu mendengarkan apa saja yang Kevin ceritakan tentang mimpinya setiap malam, dan mereka bersyukur karena hal itu belum tentu dapat dialami orang tua lain atau bahkan mereka adalah the one and only lucky parents.
“Дорогой,то, что вы испытали во сне прошлой ночью?2sambut sang mama dengan penuh kelembutan. Ia sangat menyayangi putranya, yang tumbuh dengan perbedaan dan keistimewaan itu. Ia memilih untuk tidak memberikan pendidikan formal kepada anaknya layakknya anak lain yang bisa bersekolah, karena ia tak menginginkan hal buruk terjadi pada putra semata wayangnya yang begitu ia cinta. Ia mencarikan guru privat terbaik untuk putranya, bahkan ia membayar dengan sangat mahal seorang psikiater untuk mengembangkan kemampuan anaknya itu.
“ I played with my princess, mom. She is so perfect, maybe she is one of seven angel in fairy tale. I ran and hid in a beautiful palace, and she was chasing me, and we learn together, really, I want to meet her” meski Kevin tumbuh di Russia, namun tak dapat melepaskan kenyataan bahwa ia lahir di Oxford, Inggris. Diusianya yang kini menginjak 16 tahun, ia telah dapat menguasai tiga bahasa dunia dan telah mahir hampir disegala bidang. Ia juga sangat rajin beribadah. Meski ia telah dikatakan menginjak masa remaja akhir, namun ia tetap menceritakan kisah dalam mimpinya yang sebenarnya benar sekali bila dikatakan sebagai dongeng anak-anak.
“one day, you will meet her. She will wait you until you come to her, she will wait for your love” respon mamanya dengan penuh harap.
“I will continue to dream and wait for destiny, which bring me for her”

*****

when disappointment and despair blanketed weakness, then happiness will come if he relished every breath which God gave.
Di lain suasana. Seorang anak perempuan terbaring lemah dalam ranjang rumah sakit. Seluruh badannya dililit dengan alat medis yang menopang nafasnya. Diarlsta Larashati, seorang supranatural girl yang tergeletak lemah di ranjang rumah sakit karena didiagnosa mengidap lemah jantung karena kemampuannya. Ia selalu dapat melihat masa depan orang yang ia sayang namun ia tak dapat menerawang masa depannya sendiri. Kerap kali ia melihat kebahagiaan yang akan datang kepada keluarganya, dan menceritakannya kepada sang Bunda yang setia merawatnya bergantian dengan sang Ayah yang tetap tegar dan bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan putrinya terutama biaya rumah sakit. Namun, bila sesuatu yang buruk telah ia lihat dan akan terjadi kepada salah satu orang yang ia sayang, akan ia pendam sedalam – dalamnya, meski berujung pada rasa sakit yang mungkin akan membunuhnya perlahan. Baginya, kebahagiaan lah yang patut dibagikan, bukan sebuah kesedihan, karena itu akan menimbulkan kesedihan yang lain dan timbul yang lain lagi. Ia rela merasakan sakit asalkan tetap ia dapat melihat senyum dan kebahagiaan diraut wajah kedua orang tuanya.
“Bunda, apakah Diarlsta bisa bermain di taman lagi?” tanya gadis polos itu  diantara rasa kebosanan dengan suasana yang selalu sama ia rasakan. Meski bosan dan kecewa menyelimuti harinya, ia berusaha untuk menepisnya dan tetap bersyukur dengan hidup yang telah Tuhan berikan kepadanya.
“Pasti, sayang. Tuhan akan bangga bila kamu tetap setia dan tegar menunggu kapan kamu boleh ke taman itu lagi. Bunda sayang padamu, nak” jawab sang Bunda seraya memeluk anaknya.
“Bunda, dalam mimpi Diarlsta, Diarlsta bertemu sosok itu lagi, dia bermain sama Diarlsta, dia baik, Bunda, apa dia malaikat yang akan membawa Diarlsta kembali kepada Allah?” meski ia tak mampu melihat bagaimana dan apa yang akan terjadi di masa depannya, namun ia selalu dapat mengalami mimpi yang tak berujung. Ia selalu bermimpi tentang sosok laki laki seusianya yang dengan setia mengajaknya bermain, belajar dan membentuk simpul kebahagiaan dalam raut wajahnya.
“itu malaikat pelindung kamu, yang Allah kirim supaya kamu tenang dan damai dalam hidupmu, tutuplah matamu, berdoalah kepada Allah, bersyukurlah, dan berdoalah untuk meminta kesempatan bermain di taman lagi, pasti Allah mendengar doa anak yang baik, percaya sama Bunda, nak” kata Bunda sambil terisak. Ia selalu mendengarkan cerita sang putri tentang sosok yang hampir di setiap lelapnya mendatangkan kebahagiaan. Ia bersyukur, dibalik kelemahan sang anak, masih ada banyak kebahagiaan yang datang kepada keluarganya khususnya sang anak.

*****
January 07, 2013

“buon compleanno, mio figlio. padre orgoglioso di averti 3 ucap sang papa dihari ulang tahun putranya yang ke 17 tahun. Sang papa di sela – sela kesibukannya, meluangkan waktu untuk memberikan kejutan kepada penyemangat hidupnya. Meski kejutan hanya berupa kata, namun bagi Kevin, itulah hadiah terindah. Kevin menyukai kesederhanaan, bahkan ia ingin sekali meminta papanya untuk membeli rumah sederhana dan hidup bahagia disana. Namun ia tak ingin egois. Mungkin saja apa yang ia anggap sebagai keinginan akan membuat orang tuanya sedih atau mengecewakan salah satu dari mereka. Ia mengubur keinginan itu.
“happy birthday, my son.
I'm proud to have you, grateful for what you have, reach what you want” ucap sang Bunda kepada anaknya.
Grazie, papà4… Thank you mom” jawab Kevin singkat. Ia mencoba untuk mengucapkan seluruh keinginannya sebelum meniup lilin ulang tahunnya yang ke 17.
‘ enam belas Keinginanku di usiaku yang kini hampir menginjak dewasa :
  • Membahagiakan mama dan papa
  • Memimpikan malaikatku dan menunggunya
  • Belajar hingga aku bisa cerdas
  • Menguasai bahasa primer dunia
  • Menjadi lebih sederhana
  • Selalu berada dalam lindungan Tuhan
  • Merasakan nafas kehidupan lebih lama
  • Selalu sehat
  • Memiliki istana kedamaian
  • Membantu orang lain
  • Tersenyum untuk dunia
  • Bermanfaat untuk orang lain
  • Bertemu dengan malaikatku
  • Selalu bersyukur
  • Bisa selalu berharap dan berdoa
  • Tuhan mengabulkan doaku
Terimakasih atas nafas yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, Tuhan…
I love You, God’
Perlahan ditiupnya api diujung lilin. Banyak angan yang mungkin dapat ia wujudkan, atau yang akan kandas tanpa tersisakan. Keinginan yang telah ia susun sebelumnya adalah keinginan yang sama seperti apa yang telah ia ucapkan di tahun sebelumnya.
‘Tuhan memberikan apa yang kita perlukan, bukan yang kita inginkan’ inilah prinsip Kevin. Ia tak pernah memaksakan kehendaknya. Bahkan terkadang ia rela keinginannya pupus demi menjaga perasaan kedua orangtuanya. Memang ia hanya berinteraksi dengan kedua orangtuanya, psikiater yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil, guru les privatnya dan pramuwisma dirumahnya. Hanya itulah bukti ciptaan Tuhan yang ada dalam harinya. Namun ia tetap bersyukur. Mungkin Tuhan memiliki rencana lain untuk kebahagiaannya kelak.
“ what do you want? When will you go?” tanya sang papa.
“I will go to some place, like the paradise of the world” pinta Kevin. Yang ia maksud surga dunia sebenarnya tak berlandas kemewahan, justru jauh akan itu. Ia ingin mendapatkan kemewahan alami, bukan kemewahan dunia yang menghancurkan pribadi manusia. Mungkin surga yang ia maksud adalah tempat dimana ia akan menemukan malaikatnya, atau tempat yang indah dan akan selalu ia kenang.
“when will you go, dear?” tanya sang Mama.
“I don’t know.” Jawab Kevin polos.
Sang Papa bersikeras mencari info tentang tempat terindah yang Kevin maksud, ia meminta bantuan rekan kerjanya agar menemukan tempat itu.

*****

“ Ayah… Bunda… kalau memang Diarlsta nggak bisa pergi ke taman lagi, nggak masalah. Asalkan Ayah sama Bunda selalu berada di dekat Diarlsta. Diarlsta udah seneng kok” kata Diarlsta yang hingga saat ini belum membaik setelah berhasil menerawang bahwa salah satu dari orang yang ia sayang akan pergi. Itu bukan kedua orang tuanya, namun itu kakak angkatnya yang sangat ia segani. Dan itu telah terjadi beberapa hari lalu. Maka, keinginannya untuk bermain lagi di taman ia buang jauh – jauh. Ia hanya ingin selalu berada didekat kedua orangtuanya. Tak lebih dari itu.
Kepergian kakak angkatnya yang membuatnya terpuruk dan sedih membuat keadaannya makin hari makin melemah. Entah berapa banyak alat medis yang menempel ditubuhnya. Namun ia tetap bersyukur bisa merasakan nafas kehidupan yang mungkin akan segera berhenti.
“kami akan selalu ada untuk kamu sayang, kami sayang kamu, kamu adalah hidup kami” belaian lembut sang Ayah menenangkan hati Diarlsta.
“Ayah, Bunda, Diarlsta tidur dulu ya”
“mimpi indah sayang”
Empat belas jam Diarlsta tidur dan hingga kini belum bangun. Sepasang suami istri yang setia menunggu dan merawat putri semata wayangnya mulai dilanda kegelisahan. Sang suami berusaha untuk menghubungi dokter dan suster agar putrinya mendapatkan pertolongan. Sedangkan istrinya dengan raut kekhawatiran memeluk putrinya yang terbaring lemah di ranjang sejak dahulu dan entah kapan tak tahu ujungnya. Ia merasa empati dengan hidup dan nafas putrinya. Putri kecilnya yang sejak kecil seharusnya bersenang – senang bersama teman – temannya yang lain, harus selalu mengikuti rangkaian medis demi mempertahankan hidupnya.
Dokter memeriksa keadaan pasiennya yang memang telah ia anggap sebagai anaknya karena sejak kecil ia mengontrol kesehatan dan keadaan anak itu. Ia dengan cekatan mengecek seluruh bagian yang semestinya ia cek. Untuk sementara ia memberikan obat ke dalam cairan infus yang masuk ke tubuh Diarlsta. Apabila memang Diarlsta belum bangun dalam 12jam yang akan datang, maka ia harus dibawa ke rumah sakit di Korea Selatan untuk transplantasi jantung. Suami istri yang mendengar kabar itu makin memuncak kekhawatirannya. Mereka dirundung kegundahan. Di satu sisi mereka ingin menyelamatkan hidup dan masa depan anaknya dengan cara menyetujui saran dokter. Namun di sisi lain, mereka tak memiliki apapun untuk membayar biaya pengobatan putrinya, apalagi untuk transplantasi jantung.
Dua belas jam berlalu. Namun belum ada tanda bahwa Diarlsta akan bangun dari tidurnya. Dokter menghubungi kedua orang tua Diarlsta untuk memastikan pilihan mereka dan pedoman sang dokter dalam mengambil tindakan.
“Dokter, kami ingin putri kami sembuh dan hidup normal, namun kami tak memiliki apa – apa untuk membayar semua biaya. Biarlah kami pasrahkan semuanya kepada Allah” keputusan yang sangat sulit diambil oleh kedua orang tua Diarlsta, namun itulah kenyataan yang ada.
“apakah anda yakin dengan keputusan ini? Diarlsta anak yang kuat, dia mampu bertahan dan bahkan dia tetap tersenyum dan bersyukur, apakah kalian tega?” tegas sang dokter.
“kami tak ada jalan lain, kami tak ingin mengambil keputusan seperti itu jika seandainya kami mempunyai biaya untuk membayar semuanya.” Tangis sang istri pecah ketika dokter dengan tegas tidak menyetujui keputusan yang telah dimusyawarahkannya bersama sang suami.
“banyak cara menuju ke roma! Banyak harta yang terkandung dalam kedermawanan dan keikhlasan” kata sang dokter tegas.
“kami tak tahu harus melakukan apa lagi, toh transplantasi jantung pun ada kemungkinan gagal. Itu sama saja menyakiti putri kami lebih dalam lagi”
“saya akan membantu mencarikan dana, namun kalian harus mengizinkan tim medis melakukan itu”
“kami pasrahkan semuanya kepada anda”
“saya akan mengusahakannya karena saya sayang kepada Diarlsta”
“terimakasih” hanya itulah yang mampu mereka ucapkan kepada sang dokter yang telah bertekad membantu mereka. Mereka bersyukur karena Tuhan telah membukakan jalan agar Diarlsta sembuh.

*****

“mom… would you help me?” tanya Kevin kepada mamanya. Kevin baru saja melihat membaca informasi tentang keadaan Diarlsta di jejaring sosial. Kevin tergugah hatinya membaca artikel yang menggambarkan ketegaran Diarlsta. Kevin ingin membantu pengobatan Diarlsta. Meski hanya meringankan sedikit beban dari Diarlsta, paling tidak, itu bisa memperbesar kemungkinan Diarlsta dapat bertahan hidup. Kevin tak mengetahui siapa Diarlsta. Ia hanya mengetahui bahwa Diarlsta berasal dari indonesia. Dan ia berasal dari keluarga yang sangat sederhana.
“what will you do?” tanya mama nya.
“ I just want to help her… she still try to survive because of love” jawab Kevin meyakinkan.
“do you know her?”
“no, but my heart know her, I don’t know why, I feel that she’s part of my life”
“well, we will help her, what will you do for her?”
“please give her $10000 for her. she will undergo the treatment abroad”
“well, we do it now!”
Kevin dan mamanya pergi ke bank untuk melaksanakan keinginan Kevin membantu Diarlsta. Hati kecil Kevin begitu bahagia saat ini. Dan terlaksana sudah niat baiknya.
“my son, I have found the paradise of the world,  they are Indonesia and Jeiju island. Will you go there?” sang papa pulang membawa kebahagiaan tersendiri. Kevin menganggukkan kepala. Saat itu juga mereka berkemas. Kedua orang tua Kevin membatalkan semua janji dengan client mereka demi kebahagiaan putranya itu. Mereka memesan tiket pesawat untuk besok.

*****

“bapak, ibu, ada kabar bahagia. Saya telah mendapatkan kabar bahwa telah ada donatur dari kedutaan inggris di russia yang mengirimkan bantuan sejumlah uang untuk biaya pengobatan Diarlsta, dan besok Diarlsta akan segera dibawa ke korea selatan.” Jelas dokter.
Malamnya, Diarlsta siuman. Ia meminta kertas kepada kedua orangtuanya karena ia terlalu lemah untuk berbicara. Dalam tulisannnya ia menuliskan ‘My Angel will come here’.
Diarlsta merasa, sosok yang sering datang dalam mimpinya akan menghampirinya. Akankah ini ujung dari hidup dan nafasnya? Dan apakah sosok itu adalah malaikat yang akan mengantarkannya kepada Allah? Itulah pertanyaan yang memenuhi otaknya saat ini. Siapapun sosok itu, sangat berarti bagi Diarlsta. Diarlsta tak sadarkan diri hingga ia dibawa ke korea selatan untuk transplantasi jantung. Biaya yang dikirimkan donatur itu ternyata melebihi dari kata cukup. Dan kini Diarlsta telah berada diruang operasi untuk menjalani rangkaian operasi untuk transplantasi jantung. Kedua orang tuanya menunggu diluar ruang operasi. Mereka tak hentinya berdoa, bersyukur, dan berharap akan keberhasilan operasi putri mereka.

*****

“Dad, when shall we go to Jeiju Island?” tanya Kevin. Kevin merasa akan ada sesuatu yang indah yang akan dialaminya di tempat itu. Ia ingin segera menuju kesana.
“next day, wait it” kata sang papa singkat.

*****

Kini Diarlsta telah pulih setelah 3 bulan pasca transplantasi jantung. Transplantasi itu berhasil dan kini ia telah bisa berjalan dengan normal kembali. Karena ia harus tetap menjalankan serangkaian general check up dan kardiologi. Maka ia belum diperbolehkan untuk pulang ke indonesia. Beruntung ia berobat di Jeiju island, pulau yang terkenal dengan keindahannya. Untuk menghilangkan bosan, ia diajak kedua orangtuanya berkeliling di pulau itu.
Suatu hari, ia meminta kepada Bundanya untuk mengantarkannya ke sebuah pantai yang sangat indah. Ia duduk diantara hamparan pasir yang lembut sambil menyaksikan proses bersembunyinya matahari hingga esok hari. Ia ingin merasakan udara disana sendirian. Sehingga sang Bunda mengawasinya dari kejauhan.
Di lain sisi, tak jauh dari tempat Diarlsta berada, Kevin yang sedang liburan bersama kedua orang tua nya berjalan menuju tempat dimana Diarlsta berada. Kevin dengan tak sengaja melakukan itu. Ia hanya menuruti kata hatinya yang menginginkannya berjalan ke tempat itu. Hingga ia merasa kelelahan dan terjatuh tepat disebelah Diarlsta. Diarlsta memandang Kevin dengan tatapan takjub. Ia tak menyangkan sosok yang telah lama hadir dalam mimpinya kini ada di sampingnya dan dalam keadaan tak sadarkan diri. Diarlsta menelepon ibunya dan meminta agar Kevin dibawa ke rumah sakit.
Saat Kevin telah tersadar, ia kini yang heran dengan pemandangan didepannya. Sosok malaikatnya hadir di depannya. Meski wajahnya sedikit pucat, mungkin karena ia sakit, namun ia tetap mengenalinya.
“who are you? Are you my angel? You always come to my dream every night” kata Kevin takjub. Ia tak menyangka akan bertemu dengan malaikat yang sering dan selalu datang dalam mimpinya, sosok yang ia kagumi, sosok yang selalu membuatnya tersenyum.
“I’m Diarlsta. I found you unconscious and I brought you here with my mom” jawab Diarlsta. Diarlsta heran dan tercengang dengan apa yang dikatakan Kevin, laki –laki yang baru saja ia temukan terkapar dan diantarnya ke rumah sakit, hingga saat ini ia temani di ruang perawatan.
“are you serious? I found that name last time in social network, are you sick? I helped sick girl, and I giave her money to undergo the treatment process” Kevin tak mempercayai apa yang telah ia dengar. Nama yang pernah ia ucapkan saat ia merengek kepada orang tuanya untuk membantunya membayar biaya pengobatan.
“I’m serious, and I found you in my dream every time”. Diarlsta semakin tak percaya akan keadaan.rasa heran, takjud, tercengang dan bahagia mengisi hati kecilnya. Apa yang dilihatnya saat ini, adalah sosok yang sama dengan sosok malaikat yang hadir dalam setiap mimpinya. Apakah ini akhir dari nafas hidupnya atau awal dari kebahagiaan abadinya? Mungkin inilah keajaiban Tuhan. Tuhan telah memberikan kesempatan untuknya merasakan bagaimana hidup normal. Dan kini, Tuhan kembali menganugerahkan kebahagiaan dengan kedatangan Kevin, sosok malaikat impiannya.
“thanks, Diarlsta, for anything. You come to my dream. You come to me when I’m weak. You help me, and you bring me in the beautiful palace.” kata Kevin.
“thanks for the breath, prince” kata Diarlsta kepada Kevin. “You come to the end of my life. You come to me with all of Grace for my life. You give me breath, when I need it, you are my breath, my happiness everlasting”
“Saranghaeyo” kata Kevin dan Diarlsta bersamaan.
Kedua orang tua Kevin yang telah dihubungi oleh Bunda Diarlsta, kini telah hadir ditengah kebahagiaan itu tertular kebahagiaan. Senyum tulus dari putranya, mendamaikan hati mereka. Inilah malaikat yang dicari putranya. Dan inilah alasan mengapa putranya memintanya membantu pengobatan seorang gadis yang belum dikenalnya. Dan inilah surga yang ditakdirkan sebagai latar kebahagiaan putranya.

Akhirnya ketidaksengajaan mempertemukan Kevin dan Diarlsta. Dan berujung dengan kebahagiaan. Kebahagiaan yang penuh dengan pengorbanan. Pengorbanan atas dasar kata hati. Karena kata hati akan selalu mengantarkan seseorang kepada malaikat dalam hidupnya.

For You In My Dream
***** ****** ******

Jumat, 03 Agustus 2012

Cerpen 1# Never Say Never

"Ketika Allah berkehendak, maka Kun Fayakun"

Janganlah engkau merasa segala hal yang konyol itu mustahil dan hanya mimpi, ingatlah ada Tuhan diatas segalanya


sinta, seorang penyanyi yang sedang naik daun saat ini. dia memang seorang yang mungkin terlihat sempurna dimata kaum adam. namun apakah mereka juga mengetahui sisi kelam sinta?

sinta terlahir sebagai anak yang bisa dikategorikan anak 'haram' dalam tanda kutib anak yang tak diinginkan kehadirannya. alasan itu mungkin masuk akal karena memang ia terlahir dari hubungan yang mungkin tak sengaja karena ayah dan ibunya belum bertemu sebelumnya dan hanya sebagai korban. korban keisengan atau kejahatan teman mereka yang membuat mereka melakukan hal seperti itu.

karena kejadian itu, sinta terlahir dengan sangat tidak terbayangkan oleh logika manusia. sejak orang tua mereka yang baru bertemu itu menyadari kesalahan mereka, mereka memutuskan untuk menghilang sementara untuk menenangkan diri dan tentu saja sinta yang masih dalam kandungan mengikuti ibunya. dan saat saat kelahirannya di dunia, ia sama sekali tak merasa nyaman dalam kandungan ibu nya karena diluar, ibunya bekerja keras memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan sinta kelak. sejak memutuskan untuk menenangkan diri, cahya, ibu sinta memutuskan untuk meninggalkan rumah dengan alasan mencari pekerjaan kepada orang tuanya demi menjaga nama baik orang tuanya atau tepatnya kakek dan nenek sinta dari pihak ibu. dan karena keputusan awal bahwa cahya dan idam, ibu serta ayah sinta, untuk tidak bertemu ataupun berkomunikasi hingga tiba waktu mereka untuk bertemu, maka mereka pun tak pernah bertemu lagi hingga saat ini. mungkin kelahiran sinta memang kelahiran yang bisa disebut anugerah Tuhan untuk keluarga kecil yang tak tahu bagaimana masa depannya itu. sinta mungkin menjadi satu satunya titik cerah bagi kebersamaan dan keutuhan keluarga itu. maka dengan susah payah, cahya melahirkan sinta dengan tidak mengeluarkan uang karena memang mereka kekurangan. Sinta hadir di dunia dengan keadaan tak memungkinkan atau mungkin hanya harapan saja ia bisa hidup karena sinta terlahir dalam keadaan prematur karena hanya 1,95 kg. dan saat itu pun mungkin saat yang tak tepat karena ia lahir ketika ibunya sedang mencuci pakaian tetangga karena itu memang pekerjaan ibunya. dan saat itu tak memiliki pakaian sehelai benangpun untuk sinta kenakan. ibunya yang begitu panik atau entah apa yang ada di fikirannya saat itu membuatnya tak bisa berfikir panjang lagi, dengan sangat sengsara ia memakaikan seperempat kain atau mungkin lebih cocok disebut keset kaki dalam bentuk jarik(selendang) kumal pemberian tetangga.

dan sejak saat itu, sinta tinggal di dunia bersama ibunya yang senantiasa menyayanginya dan begitu membanggakannya. meski begitu,, ibunya tetap mendidik sinta menjadi anak yang mandiri dengan pesan "sebagai bekal sinta dikalau ibu telah kembali kepada Tuhan, maka sinta harus belajar dengan baik, karena ilmu sekecil apapun, dan sikap baik setitik tinta pena, akan sangat bermanfaat bagimu dan masa depanmu, selalu ingat Tuhan ada disaat kita butuh, dan Tuhan akan senantiasa bersama kita meski kita tak merasa membutuhkan-Nya karena sesungguhnya tak ada waktu sedetikpun kita tak memerlukan Tuhan dalam hidup kita, mintalah Tuhan mewujudkan mimpimu maka Tuhan akan menjawabnya suatu saat nanti, ingat Tuhan tak pernah mengatakan Tidak pada apapun, Tuhan hanya menjawab ya dan nanti, I love you, sayang."
setiap detik sinta terus belajar dan belajar arti hidup yang sebenarnya, dan ia ungkapkan syukurnya dengan lagu sederhana yang ia nyanyikan dengan merdu sebagai hiburan untuk ibunya tercinta. bila ia ditanya akan jadi apa bila ia besar nanti, maka dengan lugu ia akan menjawab, "Sinta ingin menyanyi buat ibu supaya ibu senyum manis". mungkin bila anak lain ditanya ingin jadi apa bila dewasa, maka ia akan menjawab dengan bangga menyebutkan pekerjaan yang ia inginkan, dan jawaban tulus seperti yang sinta ucapkan itu sangat jarang ditemui apalagi dikalangan anak pegawai di kota besar yang nyaris tak merasakan kasih sayang orang tua karena tak memiliki waktu luang bersama orang tua mereka. sinta memang anak yang berbeda, meski ia merindukan sosok ayah, namun dengan begitu ikhlas ia memendam perasaan itu demi menjaga hati ibunya yang hingga kini menemaninya dan menyayanginya. ia telah merasa Tuhan memberikan yang terbaik dari yang terbaik bagi hidupnya. ia tak pernah membayangkan sesuatu yang lebih dari sekedar membuat ibunya tersenyum di sela sela rasa lelahnya mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan mereka.

sinta tak pernah memaksakan apa yang ia inginkan kepada ibunya. ia menerima ibunya dan kehidupan mereka dengan lapang dada. baginya kebahagiaan tak terbentuk karena uang, tapi karena cinta kasih anak kepada orang tua dan cinta kasih orang tua kepada anaknya. ia tak pernah memaksakan diri untuk bisa belajar di sekolah seperti anak lainnya. dibelikan buku pelajaran bekas dan sebuah buku tulis tipis serta pensil usang oleh ibunya sudah lebih dari cukup baginya. ia pun tak pernah mengecewakan ibunya, ia tak pernah ingin merepotkan ibunya. ia terlahir sebagai anak yang terdidik maka ia bisa dengan mudah belajar secara otodidak, serta dibantu ibunya belajar hal hal yang menurutnya sulit, namun ia pun tak meminta ibunya membantunya bila ia tahu ibunya sedang mencari nafkah atau sedang lelah.

dan kehidupan seperti itulah yang sinta alami bersama cahya, satu satunya keluarga yang ia tahu dan sangat ia sayangi. hingga suatu hari sinta telah melakukan hal yang paling tak ia lupakan. ia telah mengingkari janjinya kepada ibunya untuk tetap tinggal di rumah ketika ibunya bekerja. ia keluar rumah untuk mencari pengalaman baru. saat itu ia berumur 5 tahun. ia terus berjalan dan berjalan hingga ia tersesat tak tahu harus kemana. ia pun tak tahu jalan pulang. meski ia telah lancar membaca, namun ia justru telah melupakan hal yang terpenting yaitu menanyakan alamat tempat tinggal mereka.

sinta terus berusaha dan berfikir mencari jalan keluar masalahnya. ia ingin sekali kembali kerumah namun ia tak tahu arah pulang. ia ingin makan karena perutnya terus berbunyi, namun ia tak memiliki uang. maka ia memutuskan untuk mencari uang dengan mencari pekerjaan yang ringan namun halal. dan saat itu ia mengingat apa yang telah ibunya nasihatkan kepadanya untuk selalu belajar mandiri dan mencari tahu apa saja yang ada di dunia ini selain mereka berdua. dan ia memutuskan untuk membantu seorang ibu penjual gorengan untuk menjualkan dagangannya demi mendapatkan sepotong diantaranya sebagai imbalan. setelah ia selesai melakukan kewajibannya, ia menyanyi demi menghilangkan rasa takutnya sambil terus mencari tempat tinggal baru. dan seperti itulah yang ia lakukan sepanjang hari hingga bertahun tahun. terkadang ia merindukan ibunya. ia terus berdoa agar dipertemukan dengan ibunya meski harapan itu hanya kecil, namun ia selalu ingat pesan ibunya agar memohon kepada Tuhan maka Tuhan akan mengabulkannya disaat yang tepat. dan ia melakukan apa yang pernah ibunya nasihatkan kepadanya. hingga bertahun tahun ia tumbuh sendiri tinggal di tempat yang tak menetap karena ia tidur di emperan toko atau terkadang ada orang yang iba dan mempersilakan ia tidur didalam, ia tak memikirkan mencari uang untuk menyewa kamar, ia hanya memikirkan mencari pekerjaan yang pantas buatnya saat ini yang menginjak 15tahun dan membeli pakaian serta makanan. ia beralih pekerjaan menjadi pramusaji di sebuah restoran sederhana di kota kecil, gajinya lumayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seorang diri dan terus berharap dan berusaha mencari tahu bagaimana cara ia bertemu keluarganya.

 ia tetap suka bernyanyi di tempat umum apapun keadaannya. suatu saat ada seorang produser rekaman yang melihatnya bernyanyi sambil menikmati keindahan taman kota yang sejuk. produser itu begitu terharu mendengar suara yang seperti sedang menjelaskan apa yang dialami majikannya. maka dengan mantap produser itu mendekati gadis itu dan menawarkan pekerjaan sebagai penyanyi. meskipun sedikit ragu namun sinta menerimanya dan ia menjadi seperti saat ini, memiliki hidup yang jauh lebih baik, namun ada satu hal yang merupakan sisi gelap yang selalu memenuhi otaknya, ia telah tega membuat ibunya cemas hingga saat ini ia belum menemukan ibunya kembali.

ia akan terus berdoa, berharap kepada Tuhan agar ia dipertemukan dengan ibunya suatu saat nanti, dan ia yakin Tuhan mendengarkan doanya dan akan menjawab doanya di saat yang tepat. karena Tuhan telah membuktikan kuasaNya menjadikan sinta seperti saat ini, bisa hidup lebih baik seperti yang sejak dahulu ia inginkan.

Senin, 14 November 2011

Dream In The Rainfalls #1

Hari telah menunjukkan kecerahan. Matahari muncul dengan semangat yang berkobar kobar hingga membuat badanku terasa dipanggang di oven. Ayam ayam berteriak membangunkanku. Namun mataku sulit untuk terbuka. Meski aku memaksanya, namun tetap saja mataku tak mau menurut. Namun, dengan semangat empat lima aku berjuang membuka mataku yang belo alias tukang melotot, hahaha becanda. Tapi semangat perjuanganku tetap ada mungkin justru lebih semangat dari 45, mungkin mencapai 45,0005 semangatku. Faktor yang membuatku seperti ini adalah hari ini aku masuk sekolah baruku. Hari ini hari pertamaku di SMP FABIS alias SMP Fachry Bima Sakti, SMP yang lumayan ngetren dibanding SMP Negeri. Sekolahku ini adalah satu satunya sekolah swasta yang ada didaerahku. Harap dimaklumi, daerahku mendekati daerah tak layak. Tau sebabnya? Kalau nggak tau ya tunggu saja tanggal mainnya.
Pagi ceria aku berdandan dengan apa adanya karena aku bukan anak cewek beneran, mungkin aku bisa digolongkan tomboy lah. Jadi yah penampilanku norak dikit lah, tapi tetep oke. Dan saat ini, aku sudah selesai sarapan dan menunggu ibu bersiap mengantarku pergi ke sekolah. Oh iya, sekolahku itu tak mengizinkan siswanya untuk membawa hp ataupun kendaraan bermesin. Jadi setiap pagi dan menjelang pulang sekolah, di depan gerbang sekolahku ada pangkalan ojek dadakan yang telah memiliki penumpang masing masing. Dan salah satu penumpang itu aku. Ibu sudah siap duduk di jok motor. Dan aku pun mendekatinya dan menaiki motor tersebut. Ibu lalu menstater motor dan motorpun berjalan dengan pelannya. Namun, meski pelan, aku tetap sampai di sekolah baruku itu pertama dan belum ada yang berangkat kecuali aku disana. Aku lalu menunggu gerbang sekolah dibuka, dan tak lama kemudian datang seorang cowok, dan sepertinya murid baru sepertiku. Aku tak menggubris kedatangannya meski dia teman pertama yang aku temui disini, aku merasa gengsi untuk berkenalan, dan diapun demikian. Aku dan dia lalu menunggu bersama tanpa sepatah kata pun terlontar diantara kami. Untung saja dewi fortuna memihakku dan gerbang pun kemudian dibuka oleh pak penjaga gerbang.
Aku lalu menatap sekeliling sekolah baruku itu. Tak tampak menyeramkan seperti yang teman temanku ceritakan. Aku lalu duduk di bangku yang ada dibawah pohon rindang didekat lapangan basket yang begitu luas dan megah. Tak lama kemudian, datang seorang cewek yang mungkin juga siswa baru sepertiku karena ia juga masih berseragam SD. Aku yang duduk sendirian lalu dia dekati dan kami pun berkenalan.
“pagi, nama ku sinta” kata anak itu.
“nice to meet you, nama aku diarlsta” jawabku.
Oh ya, perkenalkan namaku Diarlsta Larashati, panggil aku Diarlsta saja. Aku lumayan gampang untuk bergaul, namun dengan gengsi tinggi untuk berkenalan dengan cowok. Meski begitu, aku tak memilih untuk berteman, bahasa kerennya friendly lah. Aku juga anak yang baik, pandai, tinggi, natural, dan masih banyak lagi deh, pokoknya nggak nyesal berteman dengan diriku ini, karena diriku ini temannya dewi fortuna dan membawa keberuntungan. Siapa saja yang mau berteman denganku, pasti beruntung. Dan aku kini memiliki seorang teman, nama lengkapnya Sinta Sintia, nama yang unik, tapi feminim, cocok dengan orangnya. Dan kami pun bercakap bersama hingga tak sadar ada teman baru lagi yang datang. Dua orang cewek, kalau bahasa inggrisnya two girls dibaca tugel. Dengan senang hati aku memperkenalkan diri dihadapannya. Dan kami pun saling bersalaman tanda perkenalan. Nama mereka berdua Ristia dan Fila, dia datang dari kecamatan yang berbeda untuk bersekolah disini sungguh dahsyatnya sekolahku ini.
Aku, sinta. Ristia, dan fila saling bersenda gurau. Kami cepat sekali akrab. Mereka memang beruntung mendapatkan teman sepertiku yang spesial ini. Dan waktu bergulir menemani canda tawa kami hingga kami tak menyadari banyak teman teman lain yang datang. Bahkan ada juga teman kami dulu yang melanjutkan SMP di sekolah ini. Kami lalu berkumpul bersama sambil menunggu lonceng berbunyi.
Saat duduk duduk, tak sengaja aku melihat kakak kelas yang sedang piket di halaman, kakak kelasku itu tinggi, putih, dan cool banget, aku sedikit menyukainya. Dia dengan terampil memungut sampah yang telah ia kumpulkan dengan sapu sebelumnya. Dia begitu rajin dan bertanggung jawab. Aku mengaguminya dan berharap dia adalah salah satu panitia MOS alias Masa Orientasi Siswa. Dan tanpa malu aku bertanya kepada sinta siapa nama kakak kelas itu. Sinta yang memang tinggal didaerah itu mengenalnya dan memberitahuku kalau kakak kelas tadi bernama Cahya Nugraha, ia salah satu anak kost dan sepertinya dia pengurus inti OSIS. Aku bangga dengan kak cahya, dan aku tanpa sadar melakukan hobbyku yang seharusnya kurahasiakan dari teman teman. Namun tanpa disadari malah kulakukan itu. Aku berkhayal berkenalan dengan kak cahya dan kak cahya mau menjadi kakakku. Saat aku membayangkan berkenalan dengannya, tanpa sadar tanganku terangkat dan kakiku berjalan kearahnya, dan dengan malu malu kak cahya menyalamiku. Teman teman yang melihatnya seketika tertawa tanpa bisa ditutupi. Dan aku sadar dari lamunanku. Aku merasa malu sekali. Namun yah itu sudah takdir kehidupan.
Bel pun berbunyi dan kami berkumpul dilapangan basket. Ternyata banyak siswa yang bermint bersekolah disini. Buktinya banyak siswa yang ikut berbaris sepertiku saat ini. Dan ternyata kak cahyo salah satu panitia MOS seperti yang kuharapkan. Hatiku seketika berubah menjadi taman yang penuh dengan bunga bunga yang semerbak. Aku lalu membayangkan kalau aku menjadi ketua kelompok bimbingan kak cahyo. Namun, setelah pembagian kelompok, aku tak menjadi anggota kelompok bimbingannya, dan aku bukan ketua kelompok. Aku ikut kelompok dua yang dibimbing oleh ketua osis sekolah itu, dan ketuanya temanku dulu dan mungkin ia telah melupakanku, namanya kalau nggak salah Kheira. Dan teman temanku tadi semuanya masuk ke kelompokku ini. Dan entah takdir atau apa, si cowok yang datangnya serempak denganku tadi juga kelompokku, kalau tak salah namanya Ricky Raditya, dan ternyata dia itu pintar bahasa inggris, dulu dia pernah lomba debat bahasa inggris, sayang ya dia nggak seperti kak cahyo yang tinggi, putih, radit kebalikannya, dia hitam, pendek lagi, tapi ya jadilah deh untuk memperbanyak teman sekelasku.
 Selama MOS ku lalui begitu semangat dan bahagia meski selalu dijemur kakak senior, asalkan bisa lihat kak cahyo, aku ikhlas. Namanya juga idola, apa sih yang nggak kita lakukan untuknya. Dan aku pun akan seperti itu.
Hari ini hari terakhir MOS, aku kini sudah dapat mengenakan seragam putih-biru. Dan hari ini aku tugas menjadi pembawa pancasila. Mungkin terdengar aneh, seorang cewek berpartisipasi dalam upacara bendera menjadi pembawa teks pancasila dalam upacara. Namun, itulah aku dan diriku. Dan kebetulan semua yang tugas dalam upacara itu adalah anggota kelasku yang mungkin dianggap kelas terbaik. Kami menjalankan tugas kami masing masing dengan hati bangga dan senyum lebar. Dan hingga upacara selesai, semangat kami tak berkurang sedikitpun. Hingga kini waktunya pembagian kelas yang sebenarnya. Jantungku dag dig dug tak karuan. Sebelumnya karena hari beranjak siang, kami dihimbau untuk berteduh di bawah pohon di salah satu sisi depan sekolahku sambil mendengarkan penjelasan mengenai siapa guru dan teman sekelas kami. Para guru memperkenalkan diri mereka di depan kami, dan pembagian kelas pun dimulai. Satu per satu nama disebutkan. Ternyata Sinta masuk ke kelas A. Dan beberapa teman yang lain menjadi teman sekelasnya, namun hingga nama terakhir dalam kelas itu disebutkan, namaku tek kunjung dipanggil. Aku pasrah, ternyata aku tak sekelas dengan sinta, namun itu tak menjadi masalah selama aku masih memiliki teman akrab dikelasku nantinya. Wali kelas untuk kelas 7A tempat Sinta akan belajar nantinya adalah seorang ibu yang bernama Frista, dan beliau juga mengajar pelajaran IPA di kelas 7. dan pemanggilan nama untuk kelas B dimulai, banyak sekali nama asing yang tersebutkan hingga Fila dan Ristia juga dinyatakan masuk ke kelas B. Jantungku berdetak kencang, aku berdoa kepada tuhan untuk memberiku kesempatan menjadi siswa di kelas 7B. Mendekati pemanggilan terakhir, namaku belum jua tersebutkan, justru nama radit nyebelin itu disebutkan di saat saat terakhir, dan naas, perkenalan wali kelas pun berlangsung dan namaku tak disebutkan. Wali kelas 7B seorang bapak guru yang gaul, dan sepertinya aku pernah bertemu dengannya sebelum aku masuk sekolah ini, namun aku lupa dimana dan kapan kejadian itu terjadi. Saat perkenalan, Pak Yosi, begitu biasa dipanggil, menyebutkan satu nama untuk menjadi ketua kelas di kelas yang akan ia bimbing. Aku tak memperdulikan siapapun yang akan dipanggil karena pupus harapanku untuk berteman sekelas dengan Ristia. Pak Yosi dengan lantang menyebutkan nama “Diarlsta Larashati” aku terbengong bengong mendengar namaku dinyatakan sebagai ketua kelas 7B. Spontan aku berjingkrak layaknya anak SD dan seketika mengundang tawa seluruh teman baruku. Aku bahagia menjadi teman sekelas dari Ristia dan Fila, dan aku lebih bahagia menjadi anak didik guru gaul itu. Namun, entah takdir, atau kebetulan, aku juga sekelas dengan cowok nyebelin kelas ikan lele, Ricky Raditya. Namun, apalah gunanya menyesali kebahagiaan ini. Akupun menerima keadaan dengan ikhlas. Dan selanjutnya diumukan untuk nama nama yang menjadi siswa kelas 7C dengan wali kelas Ibu Rosita, seorang guru IPS kelas 7. Aku tak menghiraukan siapa saja nama yang terpanggil karena aku juga tak begitu memerlukannya. Itulah sisi kelemahanku, aku terlalu egois.
Hari pertama aku menjadi ketua kelas ku lalui dengan senang hati dan berbangga hati. Hari pertama diadakan pemilihan kepengurusan kelas, aku begitu bersyukur ristia menjadi salah satu pengurus inti yang tentunya akan setia membantuku. Dan wakil ketua atau ketua 2 diegang oleh seorang cowok yang namanya begitu lucu dalam otakku, lanang. Mungkin orang tuanya begitu mengidamkan anak laki laki sehingga ia menamainya demikian. Aku menerima semua yang menjadi pengurus dan anggota baru kelasku. Dan aku akan mengenalnya sejauh kemampuanku menggapainya dan aku bertekat untuk membanggakan kelasku. Hari hari ku lewati dengan greget yang luar biasa, hingga mendekati semester 1 aku berusaha giat belajar agar aku bisa menggapai impianku. Aku tetap berusaha memimpin kelas, namun karena sikap egois dan keras kepala yang ada pada diriku ini terlalu menguasaiku, ambisiku untuk menjadi yang tertinggi dan terdepan muncul. Dan saat itu kesabaranku sedikit demi sedikit luntur, setiap hari ada saja masalah yang membuatku marah dikelas dan menyakiti teman temanku. Salah satu dari mereka selalu membuat onar, bahkan ketua dua alias lanang pun ikut membuat darah ku naik setiap saat. Dan kelasku yang semula terlihat kompak pun menjadi bencana bagiku dan teman teman yang lain karena aku juga merasa bahwa tidak ada rasa kenyamanan tercipta dikelas kami akhir akhir ini. Dan beruntung radit yang menjabat sebagai sie upacara yang merangkap sie keamanan membantuku menenangkan teman temanku.
Pernah suatu kali aku bertengkar dengan teman sekelasku karena ia tak bisa menghormatiku dan selalu menciptakan kekacauan dikelas. Aku merasa ia tak memiliki harga diri untuk menghormati orang lain, seketika aku berlari kearah kantor guru, dan hendak mengundurkan diri dari kepengurusan kelas. Aku tak memperdulikan apa pandangan mereka tentang diriku, yang terpenting aku bisa belajar tenang tanpa merasa tersinggung. Namun, saat aku berlari menuju kantor, seseorang yang tak terduga mengejarku, dan ia mencegahku untuk tidak melakukan hal bodoh itu karena itu hanya dianggap mempermalukan diri sendiri. Ia juga menjelaskan kalau itu sama saja merendahkan harga diriku di depan orang banyak. Ia menasihatiku sambil tetap memegang tanganku khawatir aku akan tetap nekat pergi ke kantor. Aku sedikit menyepelekan apa yang ia katakan. Namun lama lama kasihan juga ia berbicara sendiri, toh itu juga karena aku. Akhirnya aku belajar sedikit demi sedikir mendengarkan apa yang ia katakan. Ternyata ada juga yang benar dari apa yang telah ia katakan. Aku memang terlalu tempramental dan susah menjaga emosi, karena itu aku tak mau seenaknya berkenalan dan berteman dengan anak laki laki yang biasanya selalu mengandalkan emosinya.
Radit tetap menasihatiku panjang lebar. Ia tak menghiraukan ejekan teman teman yang membuatku cukup risih,, namun, karena ia meyakinkanku aku menganggap ejekan teman teman itu hanya angin yang berhembus dan setelah itu hilang entah kemana. Aku tak menyadari dan tak terbayang olehku apa yang baru saja terjadi didepan mata kepalaku sendiri. Seorang cowok yang selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh tiba tiba mencair dan menasihatiku. Itu tak masuk dalam benakku. Radit yang ku anggap biasa dan sungguh sangat menyebalkan itu tiba tiba seolah menjadi pahlawan yang hampir kesiangan membantuku. Aku tersentuh dengan kata kata yang terlontar dari mulutnya dan mungkin telah ia fikirkan matang matang. Aku luluh dan akhirnya aku kembali ke kelas dan melepaskan genggaman tangan radit.
Radit duduk di depan tempat dudukku. Hampir setiap hari kami mengobrol bersama. Aku yang duduk bersebelahan dengan ristia, dan radit duduk bersama sandy. Setiap kami berdekatan atau mengobrol, selalu saja kami diejek, namun aku tetap menganggapnya candaan belaka. Lama kelamaan aku dan radit semakin dekat dan semakin dekat. Setiap ada masalah, selalu saja ia, ristia dan sandy yang membantuku, namun pasti yang membantuku sampai masalah itu benar benar terselesaikan adalah radit, cowok dingin yang ternyata banyak disukai teman teman. Setiap ada rapat kelas ataupun rapat osis, selalu saja ia yang menemaniku menggantikan ketua dua yang kurang bisa bertanggung jawab. Dan setiap kali itu terjadi, pasti kami menjadi bahan ejekan teman teman. Aku berusaha sabar karena aku menganggap mungkin itulah yang dapat menghibur teman teman karena kejenuhan mereka dengan segala keegoisan dan ketamakanku dikelas. Aku merasa ingin sekali menjadi ketua kelas yang sempurna untuk teman temanku, namun itu sangatlah sulit.
Hari semakin berganti, detik demi detik selalu bergulir. Waktu untuk ujian semester pertama semakin mendekat. Aku semakin lemah dalam memimpin teman teman. Semakin aku berusaha fokus kepada pelajaran persiapan ujian semester yang pertama kali akan ku tempuh, namun semakin rumit masalah yang terjadi di dalam kelas, radit yang selalu siap untuk menjadi pahlawanku, kini juga sedikit berfikir kembali untuk membantuku memimpin teman teman, ia juga berkeinginan untuk fokus dengan tujuan awalnya yaitu belajar untuk selalu menjadi juara. Dan aku tak dapat memungkiri semangatnya yang selalu terlihat di dalam matanya. Dan entah mengapa, lama kelamaan teman teman selalu saja menganggap kami pacaran. Padahal, semua temanku tahu kalau aku belum mau berpacaran ataupun dekat dengan cowok yang ku anggap terlalu biasa dan lebay. Dan tak terkecuali cowok yang kini selalu dekat denganku, radit. Radit menurutku juga sedikit lebay meski sungguh sangat bijaksana.
Semakin hari aku semakin gelisah dan percaya diriku lama kelamaan luntur dan tergantikan dengan perasaan aneh yang selalu datang ketika aku berdekatan dengan Radit. Entah apa yang aku alami saat ini, namun aku tak membicarakan apapun dengan siapapun tentang rasa ini. Aku  ini menjadikan masalah besar. Dan aku takut apabila ada yang mengetahui apa yang kurasakan saat ini justru membuatku semakin lemah. Dan aku semakin sulit untuk fokus belajar, aku selalu saja terbayang bayang wajah radit setiapku membaca buku catatan. Aku pun selalu berusaha menghilangkan bayang bayang itu. Bila bayang bayang itu datang, dengan segera aku berganti belajar dengan mengerjakan soal matematika ataupun membuat cerita dan puisi bahasa inggris. Tak kehabisan akal, setiap aku teringat akan sosok radit, aku selalu berusaha membuat cerita ataupun membuat puisi yang mencerminkan perasaanku dan ku kumpulkan di rumah.
************
Kini tinggal menunggu detak jam berdentang, pertanda ujian semester segera dimulai. Aku merasa begitu biasa dan tak ada persiapan lebih. Aku yang selama ini hanya menonjolkan kelihaianku dalam bermain dengan angka, merasa begitu nervous dan takut kelas paranoid karena belum pernah aku mengikuti program sekolah seperti ini. Dalam hitungan detik nanti, aku akan segera bergulat dengan huruf huruf yang begitu menggodaku untuk mengerjakannya karena hari pertama ujian semester ini, bapak ibu guru memberikan pelajaran bahasa indonesia dan seni budaya kepada kami. Dan hari pertama huruf huruf disoal itu masih mau bersahabat denganku. Aku cukup tenang dan percaya diri. Ditambah lagi aku dan radit secara tak sengaja duduk berdekatan, radit duduk tepat di sebelahku. Setiap soal sulit dihari pertama itu, dapat seketika berubah 1800 dan berubah menjadi mudah setiap aku menatap pancaran mata radit yang selalu membuatku bahagia dan percaya diri. Radit yang selalu tersenyum setiap menoleh ke arahku juga menambah semangatku untuk mengikuti ulangan dihari esok. Aku akan selalu siap ujian bila aku selalu berada di dekatnya terus menerus. Entah mengapa perasaan itu memenuhi hatiku. Hari kedua, aku harus bergelut dengan matematika dan IPA, pelajaran yang seru dan aku sukai. Ingin aku selalu  bertemu dan bermain dengan angka. Apalagi di dekatku ada radit yang membuat semangatku selalu menggebu gebu. Aku menyiapkan peralatan ulangan, tak lupa membawa pensil dan kertas kosong untuk coretan. Dan selalu ku taruh penghapus di dekat mistar. Tujuannya, bila soalnya terlalu sulit, aku melempar penghapus pakai mistar untuk mencari jawabannya. Bel masuk pun berbunyi. Dan soal matematika telah ada di atas meja. Aku pun telah mempersiapkan dengan begitu matang. Aku yng telah lama bersahabat dengan angka, tak begitu khawatir soal angka, yang aku takutkan, radit tak bisa mengerjakan soal ini nanti. Dan aku kembali melihat soal ujian ini. aku terus mengerjakan soal dengan penuh percaya diri, meski soalnya juga sedikit membuatku pusing, namun, aku berhasil menaklukkannya. Sesekali aku menoleh kearah radit, raut wajahnya terlihat begitu memelas. Ingin aku membantunya. Namun aku sendiri pun belum selesai mengerjakan. Ingin sekali aku memberinya contekan, tapi aku takut nanti nilaiku lebih kecil darinya, kan itu nggak fair banget dan nggak masuk dalam kamus hidupku. Selama lebih kurang 45 menit aku dapat menyelesaikan soal soal yang diberikan oleh guru. Aku kembali menoleh kearah radit dan sesekali melihat kearah sudut kanan depan kelas, dimana pengawas ujian berada. Ketika pengawas ujian semester ini memperhatikanku, aku berlaku seperti sedang pusing mengerjakan soal,  dan berakting dengan penuh penghayatan. Jika pengawas tak melihatku, aku berusaha memanggil radit untuk membantunya mengerjakan soal ulangan ini dengan suara yang paling pelan yang aku bisa agar tak mengundang kecurigaan teman lain dan pengawas. Hal pertama yang aku lakukan untuk mencari perhatian radit adalah menjatuhkan penghapusku ke arah radit, dan memintanya mengambilkan. Cara ini sedikit berhasil dan aku dapat membantunya sedikit dan lumayan lah untuk menambah jumlah jawabannya yang benar, paling tidak, nggak begitu memalukan. Dan saat istirahat, demi membalas budi,  radit mentraktirku, dan kami pun belajar bersama. Kami saling memberi pertanyaan dan dijawab sendiri. Dan jam kedua pun dimulai. Pengawasnya lumayan killer, dan pelajarannya sedikit menggundahkan hati. Saat aku melihat soalnya, nomer pertama telah membuatku pusing. Aku sebenarnya ingin bertanya kepada radit namun guru  kiler itu membuatku ciut. Aku takut kena marah. Aku terus berfikir untuk mencari akal meminta jawaban kepada radit tanpa diketahui pengawas. Aku lalu teringat dengan kertas coretanku matematika tadi. Aku menulis kode tertentu dan ku lempar kearah radit. Radit meresponnya dan memberikanku jawaban dari soal yang aku tanyakan kepadanya. Dan ia kembalikan kertas tadi. Aku berterima kasih dengan kode kedipan mata. Kemudian aku melanjutkan mengerjakan soal hingga selesai. Saat aku melihat kearah radit. Ternyata radit belum selesai mengerjakan. Dia kelihatan begitu sedih karena banyak soal hitungan yang tak bisa ia pecahkan. Aku berniat membantunya. Tanpa berfikir dua kali, aku kembali melempar kertas coretan yang jawaban tadi sudah ku coret. Aku melemparnya sambil sedikit berakting ingin meluruskan otot tubuh. Kertas itu melambung tinggi dan nyaris mengenai kepala radit. Radit terkejut dan segera merespon apa yang aku tawarkan. Dan saat ia hendak melempar, kertas itu lebih dahulu melambung kearah pengawas kiler itu. Radit pucat pasih. Aku berusaha menenangkannya. Namun tak mengurangi rasa takut radit. Aku tak tahu apa yang akan dilakukannya kepada radit dan aku karena itu kertasku dan pengawas itupun hafal dengan tulisanku. Maklum, tulisanku dan aku kan terkenal sejagat antero sekolahku. Apa yang harus aku lakukan yah?

Cerpen Life Is Never Flat

Life is Never Flat

Hidup  tak selamanya berbahagia. Hidup tak akan pernah datar. Selalu ada hambatan yang memberikan ketegangan yang berbanding dengan kekuatan arus kehidupan yang semuanya sama. Namun tak ada yang tak mungkin di dunia ini. NEVER SAY NEVER. Ada manusia yang sempurna. Namun tak menutup kemungkinan untuk manusia yang terlahir dengan keadaan kurang sempurna.
Aku terlahir dengan fisik yang sempurna. Aku bisa melihat, mendengar, menyanyi, meraba dan bernafas. Ayah ibu memanjakanku dan menempatkan diriku sebagai Princess Fairy yang berkuasa di dunia Fantasi. Aku selalu bahagia menapaki hidup ini. Kebahagiaanku selalu mengiringi setiap langkahku dimasa kecilku. Bagiku, anggapan LIFE IS NEVER FLAT itu tak akan pernah ada dihidupku yang ku anggap sempurna saat itu. Kehidupan dan masalahku bagaikan lautan tanpa ombak besar, yang ada hanya gelombang-gelombang kecil yang menghantam karang, dan mengikisnya sedikt demi sedikit. Dan jiwaku berkembang dengan sempurna. Kesabaran, ketulusan dan kebijaksanaan tertanam dengan sempurna dalam jiwaku. Meski keras kepala itu selalu mengikisnya, namun tak akan pernah bisa runtuh.
Aku selalu melewati masa kecilku tanpa ada hambatan. Semangat serta ketegangan hidupku selalu bergelora. Aku selalu bersemangat untuk berpetualang tanpa henti, tanpa melihat medan ataupun hambatan serta akibatnya. Yang ada diotakku saat itu hanyalah kesenangan. Aku melompat dari satu lempeng bumi ke lempeng bumi yang lain. Aku berlari dan terus berlari mendekati cakrawala bumi. Dalam hati kecilku, aku selalu berdoa dan berjanji untuk selalu berlari mengejar cakrawala hingga langit ke tujuh.
Namun janjiku ini pupus dan hilang tak berbekas. Untaian kata penuh arti itu kini kupendam dengan rapi di hatiku yang paling dalam. Kini aku hanya bisa mengingat apa yang telah membuatku tersenyum begitu lepas saat itu, dan berharap waktu dapat berputar kembali ke masa lampau. Aku kini tak bisa berlari bebas, tak bisa melompat bahagia, dan berbahagia seperti sedia kala. Aku kini seperti anak yang kurang sempurna. Bukan karena aku terlahir dengan fisik yang kurang sempurna, bukan karena ragaku yang kurang sempurna, tetapi jiwaku yang telah cukup menderita, mungkin akan semakin menderita. Kesehatan tak sepenuhnya mendukung apa yang ingin aku capai. Setiap kali duduk melamun, aku selalu teringat betapa  buruknya keadaanku saat ini. Aku sangat bosan dengan obat, aku takut dengan jarum dan semua yang ada di dunia medis kini adalah musuhku dan ancaman di kehidupanku.
Bila melihat teman-teman berolahraga sesuka hati, aku begitu iri dan ingin sekali aku berontak, namun sekuat apapun aku berontak, tak akan ada yang dapat memahamiku. Setiap kali aku mendapatkan teguran dari guru olahragaku, hatiku terasa begitu sakit dan hendak meledak tak tersisakan. Dan akhirnya aku harus meninggalkan bangku sekolah. Kesabaranku saat ini telah terkikis oleh gelombang-gelombang kecil masalah dalam hidupku selama ini dan bersatu untuk menyerangku saat ini. Kini aku terkena anemia dan tak boleh terlalu lelah. Setiap hariku kini hanya kuhabiskan dengan beristirahat dirumah dan dan belajar dirumah dengan guru homeshoolingku yang setia menemaniku. Aku begitu lemah lahir dan bathin. Fisikku yang semakin lama semakin buruk ini tak sanggup menahan kepedihan hatiku melihat teman lain bermain dengan leluasa dan tak mendapat teguran guru manapun. Hidupku kini tak  lagi berguna, justru hanya memenuhi dunia ini.
Pagi ini, dihari yang paling spesial, dihari ulang tahunku, aku ingin memiliki kegiatan yang berbeda dari biasanya. Aku pun telah menyusun strategi dan akan kulaksanakan strategiku tanpa ada yang mengetahui. Pukul 05.00 aku telah selesai membersihkan diri dan bersiap untuk berlari pagi. Aku ingin sekali merasakan bagaimana otot-otot yang ada di tubuhku ini berkontraksi kembali. Selagi mentari masih bermimpi, aku berusaha keluar rumah tanpa membangunkan siapapun dirumah ini. Namun, ketika satu langkah kecil lagi aku berhasil keluar, tiba-tiba dari arah depan terlihat sepasang mata yang tak asing buatku, ya, itu memang mata Mbak Ani, pembantu dirumahku.
“Mbak Kheisha mau kemana? Entar dimarah ibu lho” sapa mbak ani ramah.
“sstt... mbak ani jangan keras-keras, entar ibu bangun, aku hanya mau cari angin di dekat gerbang rumah” jawabku.
“ tapi mbak, saya takut dimarah ibu, kalau tahu mbak Kheisha keluar kamar” kata mbak ani sedikit melarangku.
“kalau begitu, suruh Kevin menemaniku” kataku.
“baiklah mbak, tapi hanya kali ini saja ya” kata mbak ani.
            Nama lengkapku Shinta Kheisha, dan biasa dipanggil Khei, dan Kevin adalah sepupuku yang tinggal dirumahku sejak kecil karena orang tuanya bekerja di luar negeri. Kami berdua sangat lengket bagaikan prangko dan lem. Kevin hampir setiap waktu menemaniku yang tergeletak diranjang penuh kepahilan dan selalu menguatkanku. Dan saat ini pun, Kevin hendak menemaniku.
**********
Kevin kini telah berada disampingku dan aku menjelaskan rencana awalku yang seharusnya tak boleh diketahui siapapun. Kevin sedikit melarangku dan beralasan takut terjadi apa-apa denganku. Namun, bukan aku kalau tak keras kepala. Aku terus memaksa dan akhirnya Kevin mengizinkan. Kami berdua berlari kecil mengintari kompleks. Saat setengah jalan, aku berniat mengajak Kevin balap lari, dan yang kalah harus traktir es krim. Kevin setuju dan kami segera melesat. Aku tertinggal sangat jauh dari Kevin. Namun, aku tetap berusaha mengejar ketertinggalanku. Kaki-kakiku yang telah lama tak bergerak, berusaha melepaskan diri dari tubuhku. Kepalaku terasa berat dan mataku semakin berkunang-kunang. Dan akhirnya .... gelap. Aku tergeletak lemah di jalan dekat sekolahku dulu. Tak ada yang menggubris keadaanku. Kevin yang saat itu baru menyadari ketertinggalanku, berlari kembali kearah semula dan menemukanku dengan keadaan lemah, hidungku yang terus dialiri darah segar. Kevin panik, ia berusaha menyelamatkanku. Ia menghentikan taksi dengan cara tak lazim yaitu berdiri ditengah jalan. Dan akhirnya aku dapat dibawa ke rumah sakit. Kevin meminta suster untuk menemaniku sejenak, karena ia ingin mengabarkan keadaanku kini kepada keluargaku. Ia tak takut terkena ocehan atau bahkan tindak kekerasan yang akan diterimanya dari orang tuaku.
Dalam mimpiku, aku bertemu dengan seorang wanita cantik, bergaun putih, dan bersayap transparan, mungkinkah itu malaikat? Entahlah, aku tak tak tahu benar tidaknya. Aku berusaha berbicara dengannya.
“Kakak ini malaikat?” kataku polos.
Sambil tersenyum, malaikat tadi menjawab, “ ya, kakak ini malaikat Tuhan yang selalu memperhatikan gerak-gerikmu didunia.
“kakak, kalau begitu, sampaikan salamku kepada Tuhan dan aku ingin disini saja, bermain denganmu, dan berlari sepuasnya tanpa  penyakit menyebalkan itu.” Kataku lagi.
“Khei sayang, LIFE IS NEVER FLAT. Jangankan kamu di dunia, kakak disini pun juga mempunyai masalah, sayang.”
“tapi Khei nggak mau kembali” rengekku.
“sayang, Kevin dan keluargamu yang lain merindukanmu, kamu tidak kasihan dengan mereka? Percayalah sama kakak, Tuhan memberikan jalan hidup yang berbeda kepada setiap umatnya, dengan tujuan yang sempurna. Dan kesempurnaan abadi hanya milik Tuhan, kembalilah, dan bersyukurlah selalu kepada Tuhan.” Malaikat tadi menjelaskan dengan sabar.
“ baik kak, tapi izinkan aku selalu bersamamu, meski aku berbeda dunia” kataku.
“ sayang, kakak selalu ada buat kamu di hati kamu, berjanjilah kepada kakak untuk selalu berdoa dan berusaha untuk kembali sehat dan menggapai impianmu”
“ iya kak, Khei janji akan selalu bersyukur, Khei ingin punya bukti kalau kakak selalu bersama Khei”
“sayang, kakak kasih kalung ini buatmu, tapi hanya kamu dan Kevin yang bisa melihat, bila kamu ada masalah, ceritakanlah pada kalung ini, dan kakak akan datang untukmu”
“terima kasih kakak, sampai jumpa, aku menyayangimu”
            Senyuman termanis dari kakak malaikat itu mengiringiku kembali ke duniaku. Di dekat ranjangku, sedang terjadi pertengkaran hebat. Hingga semua tak menyadari aku telah terbangun. Sayup-sayup aku mendengar ayah yang memarahi Kevin. Aku mendengar Kevin berusaha memberi penjelasan, namun akhirnya ayah berseru, “ Kevin, kamu pergi dari keluarga om, dan kembalilah kepada orang tuamu di jerman”.
“baiklah, jika itu yang om inginkan, akan aku penuhi” jawab Kevin.
Aku tak menduka akibat rencanaku akan serumit ini. Tanpa sadar aku berteriak, “ aku ingin ikut Kevin, dan sehat bersamanya”. Perkataanku ini mengejutkan semua orang yang ada di ruangan ini. Mereka baru menyadari kehadiranku kembali di dunia ini. Kevin bahagia dan ia terkejut melihat kalung yang sama dengan yang ada di lehernya. Dan kemudian ia tersenyum. Ayah masih tetap marah, dan Kevin menepati janjinya untuk meninggalkan kami. Aku berusaha mengejar, namun tak dapat  kuraih tangannya kembali. Aku begitu sedih dan kalungku bersinar kemudian terdengar suara kakak malaikat memberikanku semangat dan berjanji mempertemukanku dengan Kevin.
*************
            Empat tahun berlalu. Kini aku telah sangat sehat seperti janji kakak malaikat. Aku kini selalu bersabar, berdoa dan bersyukur. Empat tahun sepeninggalan Kevin, hidupku membuatku bangkit dari keterpurukan dan berusaha untuk sehat. Setiap ada masalah, selalu aku mengadu dengan kakak malaikat. Kini aku tinggal menunggu kakak malaikat menepati janjinya untuk mempertemukanku dengan Kevin. Hari ini aku bertanding basket dengan pemain basket asal jerman. Aku kini berhasil menjadi atlet basket yang siap mengharumkan nama Indonesia. Dan saat ini semangatku telah meluap untuk mengharumkan nama Indonesia di Jerman. Aku bertanding secara fair dan hasilnya pun begitu membanggakan, kami mendapat juara. Dan saat penyerahan trofi, aku terkejut karena yang menyerahkan itu tak asing buatku. Seorang laki-laki yang gagah dan berwibawa yang tak pernah pergi dari hatiku. Dialah Kevin. Dan aku melihat kalungku bercahaya dan kalung Kevin terlihat, kemudiab bercahaya. Mulai detik ini, aku ikut bersama Kevin yang menjadi salah satu pejabat di Jerman, namun bila ada pertandingan aku selalu berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Life Is Never Flat dan No Body Perfect.

Kamis, 03 November 2011

Kelam Terang Hidupku


aku terlahir dari rahim seorang ibu yang begitu sempurna. Dan  keluargaku pun begitu sederhana dan bahagia. namun, ada kisah pahit yang mendera keluargaku,
ayahku dulu saat aku baru membuka mata dan mengenal dunia, selalu menghamburkan uang seenaknya, dan tak mau memikirkan keluarganya. ia selalu mencari uang sendiri dan ia habiskan sendiri untuk berjudi, namun begitu, ibuku tetap menyayanginya, dan selalu berusaha membagi kasih sayang untuk anak anaknya yaitu aku yang baru mengenal dunia nyata, dan kedua kakak perempuanku yang masih berumur 15 th dan 14th. kakak pertamaku yang bersifat sedikit judes, dan sangat sayang dengan ibu, tak menyukai ayah dan sifat buruk ayah, kakakku itu tega membenci ayah dan tak mau mengakui ayahku itu sebagai ayahnya. sedangkan kakak keduaku, begitu sopan, patuh dan tentunya sayang kepada orangtua, selalu menjadi sasaran kemarahan ayah dan kakak perempuanku, ia terkadang sedih dan sangat terpuruk, namun ia berusaha tabah seperti yang selalu ibu ajarkan. dan aku yang saat itu masih sangat lemah dan buta akan dunia ini, hanya bisa menangis dan menangis. aku yang memang anak bungsu dalam keluarga itu selalu ingin dimanjakan tanpa memikirkan darimana dan bagaimana ibuku mencari biaya untuk menafkahi keluarga menggantikan ayah. Egois, itulah sifat yang kumiliki, tanpa merasa bersalah, aku selalu memerintah kakakku dan orangtuaku melakukan apa yang telah kukatakan. dan selalu membantah apa yang dikatakannya, mungkinkah aku yang masih belia itu telah durhaka kepada orang tua? entahlah apa yang akan terjadi pada diriku dengan sifatku itu. ayahku yang saat itu semakin sering pergi dan jarang dirumah, selalu membuat ibuku menangis, aku hanya bisa mengikuti tangisan ibu, kakak perempuanku yang begitu membenci ayahku, selalu marah melihat ibu yang disakiti ayah, dan melampiaskan kepada kakak keduaku. kakak keduaku hanya bisa menerimanya dengan kesabaran.
suatu ketika terjadi pertengkaran hebat dalam keluargaku. sebenarnya masalahnya hanya karena ayahkehabisan uang untuk berjudi, dan meminta uang kepada ibu yang saat itu ibu memang masih begitu menderita mencari uang, ibu memberikan sebagian uang kepada ayah, namun ayah merasa uang itu kurang untuknya. ia terus memaksa ibu hingga ia begitu emosi dan hendak memukul ibu dengan kursi.

Sabtu, 17 September 2011

Film Surat Kecil Untuk Tuhan

ku ungkap perasaanku
semua isi hatiku
aku telah jatuh cinta
sungguh jatuh cinta

mengapa sekejap saja
setelah menunggu lama
terlalu cepat tuk berlalu
dan meninggalkanku

tuhan dengarkanlah pintaku
sampaikan padanya
walau takkan mungkin bersatu
dihatiku selalu mencintainya

andai ku mampu kembali
mengulang sekali lagi
namun telah kau tentukan
harus ku terima

Tuhan dengarkanlah pintaku
sampaikan padanya
walau takkan mungkin bersatu
di hatiku selalu mencintainya



Tuhan..
Terima kasih karena telah memberikan pengalaman terbaik untukku
terima kasih telah memberikan kesempatan untukku belajar dari mendiang kak keke

Tuhan..
sampaikan salam hangatku untuk kak keke
berikan kak Keke kebahagiaan abadi disana

Tuhan...
karena pengalaman kak keke
aku sadar..
aku bukanlah manusia seutuhnya...
tanpa Engkau yang sempurna

kak Keke..
terima kasih...
atas pengalaman terbaikmu..
aku sadar...
aku selama ini hanya bisa mengeluh, mengeluh dan mengeluh
meski karena problem kecil

Tuhan dan kak Keke
dalam lubuk hati terdalam...
aku ingin berubah..
aku ingin belajar dewasa
aku harus bisa mandiri
aku tidak boleh mengeluh
terima kasih ya...

Tuhan dan kak Keke..
aku ingin memiliki seseorang seperti Andi, kekasih kak keke
yang selalu ada disamping kak keke apapun yang terjadi
yang rela berkorban demi cintanya

aku juga ingin memiliki sahabat yang nyaris sempurna
yang kak keke miliki dulu

doakan aku agar aku bisa mencapai cita - citaku itu


selamat berbahagia di alam sana
kami semua fans kak Keke selalu mendoakan kak keke
dan akan selalu menyayangi kak keke


we love kak keke
we <3 Keke

Cewek Kuaci n cowok Alay


Cewek Kuaci dan Cowok Alay


            Cia atau Gracia Paramitha adalah cewek ABG yang terkenal di sekolahnya, SMA Fachry Bima Sakti atau biasa disebut SMA FABIS. Keterkenalannya disana bukan karena kepandaiannya, kecantikannya, atau pemilik sekolah itu, atau alasan lain yang biasa terjadi. Tak ada kelebihan yang terlihat di dalam diri dan penampilannya. Famous  tak juga menjamin kebanggaan dalam dirinya, terang saja, dia menjadi the 1st famous girl di SMA FABIS karena hobby nya yang oleh banyak orang dianggap aneh. Hobby makan kuaci dimanapun dan kapanpun menjadikan cia mendapat gelar Cewek Kuaci di sekolah itu. Gelar itu diberikan kepadanya saat ia ketahuan makan kuaci pas istirahat sampai ketiduran beberapa waktu lalu. Itu termasuk pujian juga cacian untuknya. Yang memberi gelar itu adalah cowok yang sangat dan paling dibencinya di kelasnya, kelas XI. B Akutansi, tak lain dan tak bukan adalah si Alay anak lebay. Sebenarnya nama aslinya itu Alan, namun karena penampilan, gerak – gerik, dan perkataannya itu lebih mencolok dan sangat berlebihan atau alay, makanya dia mendapat julukan itu. Hari ini seperti biasa alay menggoda cia yang sedang menikmati waktunya bersama soulmate sejatinya.
“hey cewek kuaci…. Ngapain aja loe ama tuh kuaci?” godanya sambil mencubit pipi cia yang gembul seperti bakpao.
“ ngapain loe dateng kesini gangguin gue sama kuaci gue? Iri loe?” jawabnya nyelekit.
“ih, galak banget jadi cewek, untung gue cowok, kalo gue cewek, ih ogah gue temenan ame cewek kuaci kaya loe” kata si alay lagi.
“suka suka gue lah… gue yang punya, eh loe belaga, berani loe ngelawan gue sini?” tantang cia.
“ dasar loe cewek jadi – jadian, gue mah ogah tuh jadi kuacinya, bosen ngeliat si muka bakpao jutek kayak loe” alay nyolot terus.
“siapa juga yang nyuruh loe jadi kuaci gue? Dasar alay, lebay. Ga sudi gue makan kuaci kayak loe, liat muka loe yang lebay aja udah senep perut gue” bela cia lagi.
Cia pun dengan kesal menebar semua kuaci di depan muka alay. Ia merasa sangat kesal selalu diejek oleh alay dengan kata kata lebay nya. Cia lalu pergi ke kantin untuk membeli kuaci lagi. Ia lalu makan kuaci di kantin hingga bel masuk berbunyi. Ia berlari ke arah kelasnya, ia sangat tak suka dengan kata terlambat, itu shyndrome baginya. Apalagi jam pertama adalah palajaran Mr. Davies, guru bule yang cool banget. Pokoknya cewek katarak dech yang nggak suka sama Mr. Davies. Nggak ada seorang cewek pun berani terlambat mengikuti pelajarannya, pelajaran bahasa asing yaitu Rusia, Inggris, dan Prancis secara bergantian. Dan hari ini jadwal untuk pelajaran bahasa inggris. Mr. Davies Henry memasuki ruang kelas XI. B Akutansi, kelas Cia dan kawan – kawan.  Suasana kelas seketika berubah menjadi heboh. Cewek – cewek centil sudah siap dengan cermin dan bedak masing – masing, maklum lah mereka masih zaman – zamannya pacaran. Mr. Davies berkeliling memeriksa tugas yang telah ia berikan seminggu yang lalu. Semua siswa bersemangat mengeluarkan tugas mengarang karya tulis berupa cerpen, puisi dan lain sebagainya dan dikumpul dalam bentuk kliping. Semua siswa cewek berseri – seri mendapat tanda tangan Mr. Davies idaman para wanita, kecuali Cia. Ia terlihat sangat cemas karena tugas klipingnya tertinggal di meja makan rumahnya. Ia sangat kecewa padahal ia sudah membuat kliping yang cukup kerenlah dibanding yang lainnya. Mr. Davies kini sudah berdiri tepat dihadapan Cia yang sedari tadi menyembunyikan kepalanya.
“ where is your homework, Cia?” tanya Mr. Davies.
“ I forget sir, my homework is in the dinning room, I’m sorry sir” jawabnya pasrah. Cia yakin aku pasti mendapat hukuman. Mr. Davies kan guru yang tegas meski ia terlihat sangat kalem. Aku tetap saja menunduk karena takut.
“ can you put your homework now?” tanya Mr. Davies lagi.
“ of course, sir, but, how is my lesson?” tanya Cia balik.
“ you must run and I will give you 5 minutes to go back and put your homework, are you ready?” jelas Mr. Davies lagi, cia mlongo mendengar penjelasan gurunya itu.
“ eeee… of course sir, you’re so handsome” jawab cia, ups. Ada kata yang tak sengaja ia ucapkan kepada gurunya itu.
“ huuuuu dasar cewek mata keranjang pakaian” teriak alay karena menyadari perkataanku tadi.
“ biarin sih, hak – hak gue, mulut gue, gue yang bicara ngapain loe yang sewot? Hah?” jawab cia kesal.
“huuu dasar cewek kuaci, udah dimarahin juga, masih pake ngerayu segala, basi tau” celoteh alay.
“ berisik loe, dasar lebay lebay lebay” kata cia lagi.
“ keep silent … Cia, Alan, please stay in front of the class” tegas Mr. Davies.
“ how is my lesson, sir?” tanya cia.
“ okay, I will give you time about 5 minutes, are you ready?” katanya lagi.
“ daripada gue berdiri sama si alay itu, mending gue nyanggupin aje lah, ready sir” jawab cia sambil ngomel nggak jelas, ia buru – buru lari sampai nggak sadar kalau kuaci yang sedari tadi ada di saku roknya, berjatuhkan seperti meninggalkan jejak.
Ia tak bisa berfikir jernih, segera saja ia berlari ke arah rumahnya. Padahal jarak rumahnya ke sekolahkan 5Km. biasanya ia berangkat sekolah diantar supir dan pulangnya di jemput, sekarang harus lari pulang pergi 5 menit? Gila kali tuh guru ya? Ia tetap berlari dan akhirnya sampai dirumah memakan waktu 20 menit. Ia buru – buru mencari tugasnya, dan kembali kesekolah dengan lari lagi. Sesampainya di sekolah ternyata sudah berganti pelajaran. Cia merasa kesal bukan main.
“ tau gini, gue nggak usah bela – belain lari, tuh guru bikin gue mati lama – lama, nyesel gue suka sama dia, dasar cowok, pada nggak punya hati kali ya?” celotehnya sambil masuk kelas.
Tiba – tiba penglihatannya buram. Serasa ada bintang – bintang diatas kepalanya, dan… gelap. Ia tak ingat apa – apa lagi sekarang.
**************
Cia terbangun. Badannya sakit semua. Kepalanya terasa pusing. Matanya terasa berat dibuka. Ia serasa ingin menangis. “ gue dimana? Gue udah isdet ya?” tanyanya berusaha bangun. “ kamu di UKS sekarang, tadi kamu pingsan, kamu kelihatan kecapekan.” Jawab seseorang yang nggak jelas wajahnya karena memang cia belum bisa melihat dengan jelas. “ siapa loe? Ngapain loe disini?” bentak cia. “ kamu masih belum pulih keadaannya, jangan banyak bergerak dulu, nanti juga kamu tau sendiri siapa saya.” Jelas orang tadi. “ kayaknya gue kenal dech suara loe, loe tuh siapa sih?” tanya cia lagi. “ nanti kamu juga tau sendiri, oh iya, maaf, tadi saya lancang membopong kamu, saya tinggal ya, saya mau ke kantor” jawab orang tadi.
“ loh, ngapain dia ke kantor? Ah tau ah, pusng gue, mending gue merep disini enak kali ya?” cia bicara sendiri di UKS. Ia tak tahu kalau yang membopongnya tadi adalah guru yang tadi sudah diejeknya, Mr. Davies.
            Sampai jam pulang sekolah cia masih tidur di UKS. Tiba – tiba ada seseorang yang datang ke UKS, dan membangunkannya. Ia terkejut sekali.
“ Sir, what do you do in here?” tanyanya yang menyadari kalu yang datang adalah Mr. Davies. “ akhirnya kamu sadar juga, mau saya antar pulang? Pasti kamu kecapekan tadi sampai- sampai nggak ngenalin suara saya” jelas Mr. Davies. “ what do you mean sir? I don’t understand” tanya cia. “ kamu tau kan orang yang kamu ajak bicara tadi?” “kapan pak, ups. What I mean here is, when did I talked with someone?” “ can you speak indonesia?” “ bisa sir, kapan saya ngobrol sir? Siapa sih yang gendong aku tadi? Aku mau bilang terimakasih sama orangnya.” Pertanyaan cia menghujam Mr. Davies. “ sama – sama, lain kali kalau mau ngejek jangan di depan orangnya ya..” “ maksud sir apa?” “ sir mau tanya, siapa ya tadi yang bilang, ‘tuh guru bikin gue mati lama – lama, nyesel gue suka sama dia, blablablablabla…” “lah itu mah yang gue eh maksudnya yang saya bilang tadi, kok sir tau?” “ ya tau dong, orang yang kamu ejek itu didepan kamu kok” “hah? Serius sir? Maafin saya deh sir” “ iya gak papa.” “ terus yang gendong aku tadi siapa sir?” “saya tadi yang gendong kamu” “ hah? Makasih ya sir, saya ralat perkataan tadi dech, semua cowok nggak punya hati, kecuali sir.” “ bisa aja, ini punyamu tadi tercecer di kelas” “ kuaciku… sini sama tante sini,,” kata cia merebut 2 bungkus kuaci dari tangan Mr. davies. “hahaha you’re straight girl” kata Mr. davies. Mereka lalu bercanda bersama, dan Mr. davies pun mengantar cia pulang ke rumahnya. Mereka berdua kelihatan sangat bahagia, seperti dua sejoli yang sedang dilanda cinta. Keesokan harinya, Mr. Davies menjemput cia untuk berangkat sekolah bareng. Sesampainya di sekolah, semua siswa bersorak – sorai melihat pasangan itu, ada sepasang mata yang terlihat tak suka dengan pemandangan tersebut. Hati pemiliknya kini hancur bak tertumbuk. Entah tak tahu mengapa perasaan itu melandanya kini. Heran, bingung, tak memusnahkan rasa itu. Alan, pemilik mata itu tak ingin mengedipkan matanya, ia ingin melihat Cia, Target utamanya setiap hari, jadian dengan gurunya sendiri. Sebenarnya ia menyukai Cia tapi tak berani mengungkapkan isi hatinya.
Satu minggu lagi ada acara hari ulang tahun yayasan Fabis, akan diadakan lomba soloist dan duo terbaik. Semua peserta boleh menyanyikan lagu pop ataupun lagu perjuangan. Pesertanya bebas, boleh dari siswa, ataupun guru sekalipun. Kesempatan ini tak disiakan oleh Cia – Davies ataupun Alan. Mereka semua mendaftarkan diri. Mereka juga mempersiapkan secara matang penampilan mereka. Cia – Davies akan menyanyikan lagu My Heart Will Go On. Sedangkan Alan akan menyanyikan lagu Pemilik Hati.
Hari yang ditunggu pun datang menyambut. Acara dimulai dengan penampilan semua peserta soloist maupun duo. Lalu dilanjutkan dengan penampilan duet Cia – Davies yang memukau penonton. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan duo lainnya hingga peserta soloist terakhir, Alan menyanyikan lagu pilihannya dengan sepenuh hati. Di akhir penampilannya ia menambah lirik lagunya dengan, “Kuaci, I Love You, kau pemilik hatiku”. Cia tersentak mendengar itu. Ia tak menduga si Alay juga menyukai kuaci. Setelah turun dari panggung, Alan mendekati Cia, “Kuaci mentariku, aku suka kamu, please pilih aku” katanya seraya mencium tangan Cia. “maaf, terlambat, hatiku sudah milik yang lain” jawab Cia. “ tak ada kata terlambat, Cia, aku lebih cocok jadi kakak kamu,” kata Mr Davies. Dan akhirnya Cewek Kuaci dan Cowok Alay bersatu selamanya.